Kamis, 19 Oktober 2017 16:49:55

Warga Pinggiran Jakarta Ngaku Seperti Anak Tiri

Warga Pinggiran Jakarta Ngaku Seperti Anak Tiri

Beritabatavia.com - Berita tentang Warga Pinggiran Jakarta Ngaku Seperti Anak Tiri

WARGA DKI Jakarta yang tinggal di perbatasan, kerap termarjinalkan dalam roda pembangunan. Contohnya warga di Petukangan Utara, Jakarta Selatan, yang ...

   Warga Pinggiran Jakarta Ngaku Seperti Anak Tiri Ist.
Beritabatavia.com - WARGA DKI Jakarta yang tinggal di perbatasan, kerap termarjinalkan dalam roda pembangunan. Contohnya warga di Petukangan Utara, Jakarta Selatan, yang tinggal berbatasan dengan Ciledug, Tangerang. Mereka mengeluhkan belum dibangunnya trotoar di sepanjang Jalan Ciledug Raya, Kecamatan Pesanggrahan.

Meski warga DKI Jakarta dan tinggal di Jakarta Selatan, kami seperti anak tiri. Lihat saja sampai sekarang di Jalan Ciledug Raya tidak ada trotoar, sedangkan di pusat kota seperti di kawasan Melawai trotoar malah dilebarkan hingga 3 meter, keluh Nanang, warga Petukangan Utara, Kamis (19/10/2017).

Nanang dan warga sekitarnya mengaku sudah kerap menyampaikan aspirasi terkait usulan pembangunan fasilitas publik berupa trotoar di kawasan itu ke lurah dan camat. Serta berharap bisa masuk dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dan lolos untuk direalisasikan. Hanya saja nihil.

Ia menjelaskan lantaran tidak adanya pedestrian di kawasan itu, tak sedikit pejalan kaki ditabrak pengendara. Baik kendaraan dari Ciledug maupun sebaliknya, terutama pada jam sibuk.

Ruas jalan yang sempit membuat pengendara motor paling getol menyalip. Termasuk melintas di atas penutup saluran. Akibatnya ruang gerak pejalan kaki kian tersudut dan harus mengalah beberapa saat. Atau bahkan terperosok masuk comberan.

Mumpung gubernurnya baru, tolong dong kami yang tinggal di pinggiran kota supaya juga bisa merasakan nikmatnya ada trotoar di Ciledug Raya dan sekitarnya, timpal Johanes, warga Pesanggrahan.

Saat dikonfirmasi Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus, menyayangkan kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang lebih banyak membangun fasilitas trotoar di pusat kota ataupun di lokasi yang berdekatan dengan stasiun/terminal dengan tingkat pejalan kaki yang tinggi setiap harinya.

Sebaliknya pembangunan infrastruktur trotoar di lokasi pinggiran yang berbatasan dengan daerah penyangga, menjadi anak tiri. Hal ini menjadi preseden buruk, tandas Alfred.

Ia menyebutkan seharusnya ada kemauan politik dari DPRD dan Pemprov DKI untuk meningkatkan anggaran pembangunan trotoar sehingga bisa menyentuk ke area pinggiran kota. Pada 2017, Dinas Bina Marga menganggarkan sekitar Rp400 miliar untuk mengerjakan maupun melebarkan trotoar. Jumlah ini meningkat dibanding 2016 berkisar Rp260 miliar. Namun tetap saja jumlah tersebut dinilai masih minim.

Dengan dukungan wakil rakyat, Dinas Bina Marga seyoyanya menganggarkan biaya pembangunan trotoar sekitar Rp1 triliun sehingga bisa mengakomodir kebutuhan pejalan kaki akan sarana trotoar yang notabene sebagai bagian pelayanan publik, ungkapnya.

Karena lanjut Alfred, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Bina Marga selama ini lebih menggenjot pembangunan jalan ketimbang trotoar. Akibatnya warga khususnya pejalan kaki harus pontang panting jika ingin selamat di tengah kepungan kendaraan.

Secara terpisah Kepala Sudin Bina Marga Jakarta Selatan, Agustio Ruhuseto, secara singkat hanya berjanji memprogramkan pembangunan trotoar di kawasan Ciledug, Pesanggrahan. Tapi tidak dijelaskan rinci.

Sebaliknya Kepala Seksi Prasarana dan Sarana Sudin Bina Marga Jaksel, Agus Indroyono mengatakan tahun ini tidak ada program pembangunan trotoar di Ciledug. Sedangkan untuk 2018 pembangunan trotoar seluruhnya akan digarap Dinas Bina Marga DKI Jakarta. Sehingga mulai 2018 wilayah (suku dinas) hanya bertugas untuk pemeliharaan saja, ujarnya.

Sementara itu Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Yusmada Faisal enggan juga berkomentar saat dikonfirmasi terkait tidak adanya fasilitas trotoar di sepanjang Jalan Ciledug Raya. o pko


Berita Terpopuler
Berita Lainnya
Minggu, 24 September 2023
Kamis, 03 Agustus 2023
Jumat, 28 Juli 2023
Jumat, 28 April 2023
Rabu, 29 Maret 2023
Sabtu, 25 Maret 2023
Jumat, 24 Maret 2023
Senin, 27 Februari 2023
Jumat, 10 Februari 2023
Minggu, 01 Januari 2023
Selasa, 27 Desember 2022
Minggu, 20 November 2022