Jumat, 11 Mei 2018 10:46:41
Ketika Gemuruh Keresahan & Kecemasan Melanda
Ketika Gemuruh Keresahan & Kecemasan Melanda
Beritabatavia.com - Berita tentang Ketika Gemuruh Keresahan & Kecemasan Melanda
Akhir-akhir ini berbagai peristiwa menjadi gemuruh yang memicu kecemasan, keresahan dan pertanyaan sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebut saja ...
Ist.
Beritabatavia.com -
Akhir-akhir ini berbagai peristiwa menjadi gemuruh yang memicu kecemasan, keresahan dan pertanyaan sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebut saja amuk Dollar AS terhadap rupiah, aksi sosial yang dikemas pembagian sembako di Monas dan menelan korban jiwa pada Sabtu 28 April 2018. Kerusuhan markas Brimob, Kelapadua Depok hingga gugurnya lima anggota Polri terbaik, disusul isu penarikan pasukan Brimob dari berbagai daerah untuk menjaga keamanan di ibukota yang disebut-sebut sudah ditetapkan status Siaga 1.
Kemudian aksi bela Palestina yang memutihkan Monas pada Jumat 11 Mei 2018. Serta asap yang membumbung tinggi disertai suara gemuruh Gunung Merapi di Desa Seruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Kemudian kemacetan yang sehari-hari menjadi menu utama hampir diseluruh ruas jalan Ibukota Jakarta. Semua peristiwa itu membuat gemuruh yang menuai keresahan, kekhawatiran dan memicu denyut jantung warga berdetak semakin kencang.
Apa yang sedang terjadi, kenapa rasa aman dan nyaman mulai sirna di negeri ini, seperti itulah ungkapan yang disampaikan sebagian besar masyarakat lewat media sosial pada Jumat 11 Mei 2018 pagi.
Gemuruh yang melanda dan memicu denyut jantung semakin kencang sangat potensi menimbulkan gangguan kamtibmas. Sehingga dibutuhkan respon yang cepat dan tepat dari seluruh instansi pemeritah serta aparatnya. Untuk menyampaikan dan memberikan garansi bahwa situasi dan kondisi negeri ini kondusif atau sebaliknya. Pemerintah juga harus jujur dan transparan, untuk menjelaskan kondisi sesungguhnya agar masyarakat berpartisipasi aktif dalam mewujudkan kamtibmas.
Pernyataan Negara tidak boleh kalah yang selalu diungkapkan pemimpin negeri ini, harus disertai kepekaan terhadap suasana dan kondisi yang dihadapi dan dialami masyarakat. Pemimpin bangsa dan Negara dari mulai tingkat bawah hingga pucuk pimpinan harus mempertontonkan sikap dan perilaku rasa peduli (sense of crisis). Pemerintah juga wajib merakit sense of crisis menjadi sebuah sistim kehidupan masyarakat yang dilaksanakan dengan penuh ketulusan. Karena rasa peduli merupakan ciri dan karakter bangsa Indonesia.
Pemimpin bangsa tidak cukup hanya berpenampilan sederhana dengan menggunakan lambang-lambang agar terlihat merakyat. Tetapi pemimpin bangsa harus memahami secara luas dan mampu mengoptimalkan sejarah pahitnya penjajahan sebagai cikal bakal tumbuhnya rasa kepedulian, tolong menolong, gotong royong bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Hendaknya, pemerintah menetapkan pembangunan jiwa sebagai prioritas. Serta memastikan pembangunan yang dilakukan seyogianya berlatar belakang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bukan berdasarkan keinginan atau justru untuk pencitraan.
Pembangunan yang berdasarkan kebutuhan akan memberikan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah harus dapat memastikan bahwa pembangunan bukan justru menimbulkan kesulitan atau menuai kegaduhan apalagi diawali dengan praktik korupsi. Pembangunan yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan, keadilan, keamanan, kenyamanan akan menumbuhkan nasionalisme dan berbuah pada lahirnya sense of belonging atau rasa memiliki dan sense of responsibility atau rasa tanggungjawab. O Edison Siahaan