Rabu, 09 Januari 2019 09:50:15
Dikecam, Majalah Spa Muat Daftar Mahasiswi bisa Ditiduri
Dikecam, Majalah Spa Muat Daftar Mahasiswi bisa Ditiduri
Beritabatavia.com - Berita tentang Dikecam, Majalah Spa Muat Daftar Mahasiswi bisa Ditiduri
Sebuah majalah di Jepang meminta maaf setelah membuat daftar universitas khusus perempuan yang mahasiswinya "paling mudah" untuk ditiduri saat pesta. ...
Ist.
Beritabatavia.com -
Sebuah majalah di Jepang meminta maaf setelah membuat daftar universitas khusus perempuan yang mahasiswinya paling mudah untuk ditiduri saat pesta. VOA mengutip AFP, Rabu (9/1/2019) melaporkan, daftar yang dimuat majalah mingguan Spa! pada edisi 25 Desember itu menyulut kemarahan dan kecaman sejumlah mahasiswi.
Di media sosial bahkan muncul kampanye yang mendesak majalah tersebut meminta maaf dan menghentikan penjualan edisi tersebut.
Petisi di change.org itu menyebut artikel tersebut tidak menghormati dan mengobjektivikasi perempuan. Sebanyak 28.000 orang hingga Selasa (8/1/2019) telah memberikan tanda tangan dukungan.
Kami memohon maaf karena menggunakan bahasa sensasional untuk memikat pembaca soal artikel bagaimana mereka bisa intim dengan perempuan. Kami juga meminta maaf karena membuat rangking, dengan nama universitas yang sebenarnya, sehingga menyinggung orang-orang, kata redaksi majalah tersebut dalam surat yang diterima AFP.
Artikel yang ditulis Spa! menyoal aktivitas yang dalam bahasa Jepang kerap disebut gyaranomi, atau pesta minum-minum yang mana para lelaki membayar perempuan untuk hadir.
Majalah itu menyebut bahwa pesta tersebut populer di kalangan mahasiswa. Majalah kemudian mewawancara seorang pengembang aplikasi kencan yang digunakan lelaki untuk mencari pasangan perempuan.
Spa! mengungkapkan daftar universitas itu diambil dari hasil wawancara dengan pengembang aplikasi. Untuk hal-hal terkait seks, kami akan dengar masukan berbagai pihak, tulis majalah itu.
Sejauh ini, belum ada tanda-tanda edisi tersebut akan dihentikan peredarannya. Jepang berada di peringkat bawah soal keterwakilan perempuan dalam bisnis dan politik negara-negara G7. Berbagai kampanye, misalnya #MeToo juga terkendala di sini.
Tahun lalu, sebuah universitas kedokteran ternama mengaku menurunkan nilai para pelamar perempuan agar jumlah mahasiswa perempuan tetap dengan proporsi 30%. Temuan itu membuat fakta lain bermunculan: bahwa diskriminasi serupa terjadi di berbagai sektor. 0 VOA