Selasa, 07 Mei 2019 14:12:41

Catatan Pemilu 2019 oleh Bona Ricki Siahaan (2)

Catatan Pemilu 2019 oleh Bona Ricki Siahaan (2)

Beritabatavia.com - Berita tentang Catatan Pemilu 2019 oleh Bona Ricki Siahaan (2)

Dari sejarah Indonesia terlihat sangat jelas  bagaimana tanah, air, serta kekayaan alam Indonesia diambil bahkan diatur dalam aturan yang ...

Catatan Pemilu 2019 oleh Bona Ricki Siahaan (2) Ist.
Beritabatavia.com - Dari sejarah Indonesia terlihat sangat jelas  bagaimana tanah, air, serta kekayaan alam Indonesia diambil bahkan diatur dalam aturan yang diciptakan Belanda. Bukankah sekarang negara juga menciptakan aturan yang serupa dengan apa yang dilakukan penjajah? Kita merdeka dari penjajahan bangsa lain tapi kita tidak merdeka dari aturan yang baru yang justru diciptakan oleh pemerintah sendiri.
Sering juga kita mendengar celotehan-celotehan bahwa kehidupan pemerintahan dulu lebih baik dari sekarang. Hal itu bukanlah semata-mata menginginkan bahwa kita kembali ke pemerintahan dulu, tetapi sebenarnya ada aturan-aturan yang bisa diterima oleh rakyat Indonesia. Dan juga ada yang bilang, pemerintahan dulu suka melakukan tindakan sepihak demi menjaga kekuasaan, bukan itu yang dianggap baik oleh masyarakat. Bahwa dengan tidak menjual tanah Indonesia, dengan tidak mengambil tanah Indonesia dengan alasan kepentingan negara adalah suatu kondisi dimana masyarakat mengingingkan hal tersebut.
Kembali kepada soal pemilu, tentu mengapresiasi terhadap kegiatan tersebut karena ingin menghilangkan kondisi dimana tidak boleh lagi ada pemerintah yang berkuasa secara abadi. Dan juga tiada lagi kekuasaan yang tidak disukai oleh rakyat untuk terus memerintah meskipun rakyat sudah tidak menginginkan lagi.
Tetapi apresiasi seakan tidak berguna karena kegiatan pemilu justru jauh dari harapan. Anggaran yang besar, korban yang berjatuhan, permusuhan antar dukungan, serta pembohongan terhadap rakyat menjadi output yang tidak disangka dalam pemilu. Kalau hanya untuk mencapai kekuasaan hal-hal tersebut diwajarkan, untuk apa rakyat dilibatkan menjadi korban. Apakah korban adalah hal yang harus diterima dan dimaklumi? Sepertinya kita telah menjajah diri kita sendiri.
Dan segala kericuhan dan penderitaan dalam proses bernegara bukanlah keinginan rakyat. Kita sudah keluar dari penjajahan, kita sudah menentukan diri kita sendiri, kita sudah menentukan dasar negara kita, seharusnya kita berjalan dalam rel yang sudah disepakati. Bila perubahan dalam aturan atau amandemen dilakukan karena perkembangan jaman apakah yang dirubah itu menjadi lebih baik atau memberikan penderitaan? Sudah menjadi fakta,   penderitaan masih lebih tinggi dibandingkan kebaikan dalam negara Indonesia.
Rakyat Indonesia tidak menginginkan berita tentang persentase ekonomi, rakya Indonesia tidak butuh acara seremonial serah terima jabatan, rakyat Indonesia tidak tertarik terhadap ramai-ramai bersalaman dengan presiden, rakyat Indonesia tidak mau dengar terhadap perseteruan calon penguasa. Mereka hanya mau tahu bahwa mereka bisa mendapatkan pekerjaan, mereka hanya ingin hidup mereka tidak kelaparan, mereka hanya ingin tanah mereka bisa dikelola secara tradisional. Mereka hanya ingin merasakan tanah, air, dan udara dipergunakan secara layak karena mereka sudah lama dijajah. Dijajah oleh bangsa lain, dijajah oleh aturan yang merugikan, serta dijajah oleh nafsu perebutan kekuasaan.
Apakah keinginan rakyat itu lebih besar biayanya daripada anggaran pemilu? Apakah keingingan rakyat itu lebih berat daripada perebutan kekuasaan? Sepertinya dapat dipastikan tidak, bahkan akan lebih mudah dilakukan bila para penguasa mengerti dan paham apa keingingan rakyat. Dan akan lebih ringan dilakukan bila penguasa malu dan takut melakukan pelanggaran dan kesalahan. Kejahatan negara bukan lagi terkait soal pelanggaran hukum oleh pejabat negara tetapi kejahatan negara sekarang adalah tidak mengertinya keinginan rakyat yang sesungguhnya. Negara ada karena diciptakan oleh masyarakat. Negara ada karena keinginan masyarakat. Bila negara tidak berjalan sesuai tujuan negara ini terbentuk maka kita boleh mengatakan bahwa pemerintah bukanlah pilihan rakyat. O Bona Ricki J Siahaan,SPd, Mkrim (Alumni Universitas Indonesia)

Berita Terpopuler
Berita Lainnya
Jumat, 29 April 2022
Selasa, 01 Maret 2022
Minggu, 30 Januari 2022
Jumat, 28 Januari 2022
Selasa, 02 November 2021
Rabu, 25 Agustus 2021
Jumat, 23 Juli 2021
Rabu, 16 Juni 2021
Jumat, 07 Mei 2021
Kamis, 11 Maret 2021
Selasa, 12 Januari 2021
Jumat, 11 Desember 2020