Beritabatavia.com -
Melapor merupakan hak semua orang. Tetapi melaporkan Rius Fernandes ke polisi adalah potret sikap gugup, aneh dan lucu bahkan arogan sekaligus parno. Bahkan pelapor digambarkan dengan pepatah buruk rupa cermin dibelah.
Apalagi sejak awal pihak Garuda Indonesia tidak mempersoalkan postingan video yang diunggah penumpang bernama Rius Fernandes itu. Seakan manajemen dan seluruh karyawan merespon postingan video Rius sebagai bentuk kecintaan terhadap Garuda. Sekaligus membuktikan Garuda sebagai perusahaan go publik sangat terbuka dan menjadikan kritik sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Sayangnya, sikap tenang yang sempat dipamerkan Garuda menjadi rusak. Disusul tindakan pihak yang mendadak merasa paling memiliki perusahaan Garuda Indonesia. Mereka serikat karyawan Garuda melaporkan Rius Fernandes ke polisi. Karena Rius Fernandes tidak melakukan konfirmasi dan klarifikasi lebih dulu, sebelum mengunggah ponstingan video tentang menu makanan dan pelayanan Garuda ke publik. Perbuatan Rius Fernandus dituding merugikan dan mencemarkan nama baik Garuda. Pelapor menuntut Rius Fernandes mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum.
Padahal, postingan video Rius Fernandes terkait menu makanan dan pelayanan yang masih buruk bukan hanya terjadi di Garuda, bahkan sudah menjadi rahasia umum. Buruknya pelayanan publik di negeri ini adalah fakta yang urgent mendapat perhatian. Seharusnya, tidak akan mengundang reaksi publik, apabila Garuda merespon video yang diunggah Rius Fernandes sebagai informasi untuk membenahi dan meningkatkan kualitas pelayanan. Apalagi, tidak ada kewajiban masyarakat untuk melakukan konfirmasi atau klarifikasi terhadap fakta yang ditemukan.
Akhirnya Garuda menuai konsekuensi akibat melaporkan atau mempolisikan Rius Fernandes. Selain memicu reaksi publik lewat media sosial dengan beragam komentar keras, tajam, pedas dan menohok. Publik juga menuding Garuda bersikap Ambigu. Karena dibalik sikap tenang Garuda, terselip dan tersimpan luapan kemarahan dan dendam serta keinginan untuk membalas. Sebab, khawatir dan cemas kalua postingan Rius Fernandes menggerus kepercayaan publik terhadap Garuda.
Publik menyebut, Garuda menyusun strategi untuk membalas perbuatan Rius Fernandes dengan skenario melaporkannya ke polisi. Sikap Ambigu pihak Garuda seperti pepatah lawas buruk rupa cermin tetangga dipinjam, begitulah Garuda membalas Rius Fernandus.
Pasalnya, sejak awal pihak Garuda tidak menunjukkan keberatan apalagi untuk mempersoalkan postingan video yang diunggah Rius Fernandes. Ternyata sikap tenang Garuda tak selaras dengan sikap serikat karyawan Garuda yang justru dibiarkan bahkan terkesan didorong untuk melaporkan Rius Fernandes ke Polres Metro Bandara Soetta.
Beruntung, pihak terlapor maupun pelapor sepakat berdamai untuk mengakhiri perseteruan dengan menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan. Hendaknya, perdamaian Rius Fernandus dengan serikat karyawan dan managemen Garuda sekaligus menghentikan reaksi publik. Sekaligus momentum untuk meningkatkan kualitas pelayanan agar Garuda tetap terbang tinggi dilangit biru. O Edison Siahaan