Beritabatavia.com -
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan, dirinya optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menyentuh 6 persen di tahun 2024. Kami yakin pertumbuhan ekonomi ke depan akan terus naik, memang agak slow di awal, tapi bakal lebih cepat ke depan, katanya dalam keterangan di Jakarta, Jumat (9/8).
Meski tahun lalu BI cenderung sulit, sambung dia, untuk melakukan manuver pada kebijakan moneter, dirinya optimistis pertumbuhan ekonomi RI bakal terus menanjak ke depannya.
BI selaku bank sentral akan terus melonggarkan kebijakannya untuk mestimulus pertumbuhan ekonomi. Meski masih dirundung ketidakpastian global, BI dinilai bakal tetap menyesuaikan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun mendatang. Tahun ini memang masih di bawah 5,2 persen, tapi within the next 5 year kita bisa tembus 6 persen, ungkap Perry.
Pemerintah terus melakukan transformasi ekonomi yang salah satunya diimplementasikan melalui 10 destinasi wisata prioritas selain Bali. Ada Wakatobi, Labuan Bajo. Kita dorong transformasi ekonomi untuk pemerataan pertumbuhan ekonomi, jelasnya.
Selain itu, Gubernur BI menyebut defisit neraca
transaksi berjalan (CAD) pada kuartal II 2019 masih terkendali dan
sesuai perkiraan pemerintah. Sebelumnya BI merilis, posisi CAD kuartal
II meningkat menjadi 8,4 miliar dolar AS.Kalau dilihat rasio terhadap produk domestik bruto (PDB) memang tinggi menjadi 3 persen, ujar Perry.
Menurut
Perry, tingginya rasio CAD terhadap PDB lebih disebabkan karena PDB
yang memang lebih rendah. Hal tersebut sesuai dengan perkiraan BI yang
menyebut PDB kuartal II dan kuartal I tidak jauh berbeda yaitu berkisar
antara 2,5-3 persen.Perry menjelaskan, CAD yang melebar
tersebut lebih disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun ini hanya
mencapai 5,05 persen.
Meski demikian, Perry tetap
optimistis hingga akhir tahun posisi CAD masih dapat bertahan pada
posisi 2,8 persen. "Kami juga cukup optimis bahwa surplus dari neraca
modal masih bisa membiayai defisit transaksi berjalan," tutur Perry. 0 NIZ