Selasa, 01 Oktober 2019 16:08:30
Pelajar Diiming-imingi Rp 20 - 40 Ribu agar Demo ke DPR
Pelajar Diiming-imingi Rp 20 - 40 Ribu agar Demo ke DPR
Beritabatavia.com - Berita tentang Pelajar Diiming-imingi Rp 20 - 40 Ribu agar Demo ke DPR
POLDA Metro Jaya menangkap 649 orang, yang mayoritas pelajar SMA-SMK bahkan ada pelajar SMP terkait kerusuhan di sekitar Gedung DPR pada Senin ...
Ist.
Beritabatavia.com -
POLDA Metro Jaya menangkap 649 orang, yang mayoritas pelajar SMA-SMK bahkan ada pelajar SMP terkait kerusuhan di sekitar Gedung DPR pada Senin (30/9) malam. Beberapa di antaranya diduga penyusup yang dibayar untuk menyamar menjadi pelajar.
Khususnya di [Polres] Jakarta Utara kemarin sudah merilis ada 36 orang yang diamankan terkait penyusupan dengan menggunakan seragam sekolah. Anak-anak tersebut isinya tato semua dan mereka dibayar bervariasi antara Rp20 ribu sampai Rp40 ribu , kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Dedi tidak menjelaskan oknum yang membayar penyusup tersebut, atau kemungkinan afiliasi para penyusup dengan kelompok-kelompok tertentu. Para oknum perusuh disebut juga menyiapkan bom molotov. Tujuannya untuk menciptakan provokasi dan kerusuhan dalam aksi kemarin malam. Sudah dipersiapkan oleh mereka bom molotov dalam rangka menciptakan demo yang damai itu menjadi demo yang rusuh, ungkapnya.
Mereka ditangkap di lokasi berbeda. Sebanyak 258 orang ditahan unit krimum, 40 orang di unit krimsus, dan 82 orang di unit narkoba. Sedangkan untuk pengamanan di jajaran Polres, sebanyak 36 orang ditangkap Polres Jakarta Utara, 63 orang di Polres Jakarta Pusat, dan 170 orang di Polres Jakarta Barat.
Dari 649 orang yang ditangkap juga belum ada catatan rinci mengenai jumlah pelajar, mahasiswa maupun perusuh. Identitas mereka belum dirilis. Status mereka saat ini masih menjalani proses penyelidikan, belum ditetapkan sebagai tersangka. Kita sudah sampaikan berulang kali kalau demo lebih dari jam 18.00 WIB ke atas sudah dapat dipastikan menjelma menjadi perusuh, ujarnya.
Dia menyatakan tindakan tegas dibutuhkan untuk menghadapi para perusuh. Tindakan tegas tersebut, menurut Dedi, untuk melokalisasi kerusuhan agar tidak meluas. Dalam mengambil tindakan pengamanan, Dedi mengklaim aparat kepolisian sudah berusaha maksimal agar tidak menyerang masyarakat. Ia menambahkan aparat tidak boleh menghadapi pendemo dengan senjata tajam.
Menurutnya aparat hanya dibekali tongkat dan tameng saat mengawal demonstrasi ataupun perusuh. Instrumen lain adalah water canon dan gas air mata. Itu aja untuk menghadapi perusuh, tuturnya sambil menambahkan polisi masih terus mendalami pelaku-pelaku kerusuhan yang sudah ditangkap.
Sementara Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan, massa yang diamankan polisi diiming-imingi uang jika bersedia bergerak menuju Gedung DPR, Senin (30/9). Jadi mereka ada yang dijanjikan diberi bayaran sebesar Rp 40.000 per orang, kata Budhi di Mapolres Metro Jakarta Utara, Selasa (01/10/2019).
Budhi menyampaikan, iming-iming uang diketahui berdasarkan pemeriksaan aplikasi pesan singkat di ponsel mereka. Iming-iming uang itu membuat sejumlah warga yang bukan pelajar berpura-pura menjadi pelajar hanya untuk mendapatkan bayaran.
Tentu nanti akan kami dalami akan kita proses kalau nanti ada dugaan tindak pidana yang mereka lakukan (penahanan). Nanti akan kami usut termasuk juga orang yang memprovokasi atau mungkin menghasut mereka untuk melakukan tindakan ini, ujar Budhi.
Razia yang pihaknya lakukan berkaca dari aksi pada 25 September 2019. Saat itu para pelajar sama sekali tidak menyampaikan pendapat, tetapi melakukan kerusuhan. Ada puluhan pelajar dan massa bayaran yang diamankan di Mapolres Metro Jakarta Utara pada Senin sore. Iming-iming uang itu dibenarkan oleh RH (22), seorang sekuriti.
Ia berpura-pura menjadi pelajar karena ingin mendapatkan uang tersebut. Dapat info dari WhatsApp, katanya Rp 40.000 dibayarnya, kata RH kepada wartawan di halaman Polres Metro Jakarta Utara.
Ia lantas meminjam seragam serta kaus milik seorang pelajar agar bisa bergabung dengan pelajar yang bergerak menuju Gedung DPR. Rencananya, mereka akan menumpang truk bersama pelajar-pelajar lain untuk berangkat ke Gedung DPR. Namun, ia justru ditangkap polisi setiba di kawasan Tanjung Priok. 0 KAY