Kamis, 31 Oktober 2019 15:39:43

Mark Up Anggaran, Pejabat DKI Mencla-mencle

Mark Up Anggaran, Pejabat DKI Mencla-mencle

Beritabatavia.com - Berita tentang Mark Up Anggaran, Pejabat DKI Mencla-mencle

SUKU  Dinas Pendidikan Jakarta Timur menganggarkan Rp 82 miliar untuk pembelian lem aibon dalam anggaran alat tulis kantor pada rancangan ...

 Mark Up Anggaran, Pejabat DKI Mencla-mencle Ist.
Beritabatavia.com - SUKU  Dinas Pendidikan Jakarta Timur menganggarkan Rp 82 miliar untuk pembelian lem aibon dalam anggaran alat tulis kantor pada rancangan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran (KUA-PPAS) 2020 DKI Jakarta. Hal itu jadi soroton publik pasca anggaran itu viral di media sosial setelah dibongkar Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Selasa (29/10/2019) tengah malam.

Bahkan, setelah kejadian itu dokumen anggaran KUA-PPAS 2020 ini tidak bisa lagi diakses publik. Pada Rabu (30/10/2019) pagi harinya, sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov hingga Pemkot DKI Jakarta diburu wartawan untuk bisa menjelaskan duduk persoalannya. Namun, sepanjang hari itu, respons pejabat terkait berbeda-beda.

Sejumlah pernyataan yang berbeda-beda, antara lain:

#. Sekretaris Dinas sebut salah ketik
Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Susi Nurhati mengomentari viralnya a anggaran untuk pembelian lem Aibon sebesar Rp 82,8 miliar. Ini sepertinya salah ketik, kami sedang cek ke semua komponennya untuk diperbaiki, kata Susi Nurhati saat dihubungi di Jakarta, Selasa (29/10/2019) malam, seperti dikutip Antara.

Susi menyatakan, dalam usulan anggaran dinas melalui Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Kota Jakarta Barat itu, item yang diusulkan berupa kertas dan tinta saja.
Ia juga kembali menegaskan tidak ada pengajuan anggaran untuk pembelian lem aibon.

#. Plt Kepala Dinas sebut tak ada anggaran lem
Namun, pernyataan ini nyatanya tidak sinkron dengan pernyataan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat. Pada Rabu (30/10/2019) di Kantor DPRD Jakarta, Syaefuloh mengatakan, tidak ada anggaran Rp 82,8 miliar untuk pembelian lem Aibon dalam program belanja alat tulis kantor 2020. Terkait dengan anggaran Aibon, saya sudah coba sisir, insya Allah tidak ada anggaran Aibon sebesar Rp 82,8 miliar tersebut, ujar Syaefuloh.

Syaefuloh menuturkan, anggaran Rp 82,8 miliar merupakan anggaran sementara yang dimasukkan ke dalam sistem e-budgeting DKI Jakarta. Anggaran itu adalah anggaran alat tulis kantor seluruh sekolah di Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Barat. Namun, anggaran tersebut kemudian disisir kembali oleh Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Barat dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Anggaran tersebut kemudian direvisi menjadi Rp 22,7 miliar untuk alat tulis kantor di seluruh sekolah di Suku Dinas Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Barat. Belanja alat tulis kantor yang di situ ada komponen Aibon disampaikan Rp 82 miliar, sebenarnya alat tulis kantor seluruh sekolah itu hanya Rp 22 miliar, kata Syaefuloh.

#. Akhirnya Sudin Jakbar akui asal input
Titik terang soal munculnya anggaran lem aibon ini baru didapat pada Rabu (30/10/2019) malam. Kasubag Tata Usaha Sudin Pendidikan Jakarta Barat Wilayah I Sudarman mengakui asal pilih ketika memasukkan lem aibon dalam dokumen rancangan KUA-PPAS DKI Jakarta 2020. Saat menginput data tersebut, Sudin Pendidikan Jakarta Barat harus mengisi data anggaran setelah menerima pagu anggaran dari musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang). Namun, saat itu sekolah-sekolah di Jakarta Barat belum mengunggah rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS).

Data itu harus diunggah dalam sistem e-budgeting sebelum akhir Juli 2019. Namun, Sudarman menolak disebut terburu-buru ketika mengisi data anggaran tersebut. Input itukan saat kita menyusun anggaran kan perlu mengalokasikan dulu BOP (biaya operasional pendidikan) sementara sebelum RKAS disusun sekolah sesuai kebutuhan. Itu kan Sudin boleh ngeklik satu rekening dua rekening dan seterusnya, dalih Sudarman.

Mengingat nantinya anggaran tersebut akan diganti sesuai dengan RKAS yang dilampirkan masing-masing sekolah, Sudarman lantas asal pilih dalam memasukan nama rekening dan terpilihlah lem aibon. Karena menurut saya yang simple begitu, karena ke depannya pasti diubah. Karena memang bukan kebutuhan. Misalnya saya cantumkan pulpen pun. Pulpen kok Rp 82 Miliar, buat apa? ujar Sudirman.

#. Gubernur Anies salahkan sistem digital yang tak smart
Meski telah diakui ada penginputan yang asal, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyalahkan sistem digital dengan adanya kejanggalan anggaran lem aibon itu. Biasanya Pemrov DKI mengunggah seluruh usulan anggaran dalam sistem elektronik APBD yang bisa diakses publik dalam link website http://apbd.jakarta.go.id. Ya sebenarnya itu yang saya panggil minggu lalu. Saya tidak umumkan karena memang itu review internal, ini ada problem sistem yaitu sistem digital tetapi tidak smart, ujar Anies.

Jika sistem penginputan itu seharusnya bisa dilakukan dengan smart system. Dengan sistem itu, maka akan terlacak anggaran-anggaran yang penginputannya salah. Ini sistem digital tetapi masih mengandalkan manual (pengecekannya), ucap Anies.

Menurut Anies, smart system yang digunakan dalam proses penganggaran harusnya memiliki berbagai algoritma tertentu yang bisa mendeteksi anggaran yang janggal. Namun, karena pengecekan terhadap item-item anggaran masih dilakukan manual, maka tingkat lolosnya anggaran yang janggal pun terbilang tinggi.

Anies juga mengatakan, kesalahan sistem elektronik APBD Pemrpov DKI Jakarta ini sudah berlangsung sejak lama. Tidak (tidak hanya tahun ini salah sistem). Berati mengandalkan manusia selama ini bukan? Selama bertahun-tahun mengandalkan manusia, tutur Anies. 0 KMP





Berita Lainnya
Senin, 25 Maret 2024
Senin, 25 Maret 2024
Senin, 25 Maret 2024
Minggu, 24 Maret 2024
Sabtu, 23 Maret 2024
Jumat, 22 Maret 2024
Kamis, 21 Maret 2024
Rabu, 20 Maret 2024
Rabu, 20 Maret 2024
Senin, 18 Maret 2024
Senin, 18 Maret 2024
Senin, 18 Maret 2024