Jumat, 29 November 2019 14:08:32
Wapres: Ekonomi Indonesia Cenderung Melambat
Wapres: Ekonomi Indonesia Cenderung Melambat
Beritabatavia.com - Berita tentang Wapres: Ekonomi Indonesia Cenderung Melambat
WAKIL Presiden (Wapres) Maruf Amin menyebut, perekonomian Indonesia masih tertinggal dan memiliki tantangan yang besar. Saat ini laju perekonomian ...
Ist.
Beritabatavia.com -
WAKIL Presiden (Wapres) Maruf Amin menyebut, perekonomian Indonesia masih tertinggal dan memiliki tantangan yang besar. Saat ini laju perekonomian nasional cenderung melambat. Akibat ketidakpastian kondisi perekonomian global, perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang berkepanjangan.
Selain itu risiko geopolitik, dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang masih rendah. Demikian disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2019 di Badung, Bali, Jumat (29/11).
Data Bank Dunia, lanjut Wapres, Indonesia termasuk dalam kelompok pendapatan rendah menengah dan tertinggal dibandingkan dengan Singapura, Korea dan Jepang. Angka kemiskinan, ketimpangan dan pengangguran masih termasuk dalam kategori tinggi dan harus diturunkan, katanya.
Wapres berpandangan, hal tersebut karena perekonomian Indonesia masih memiliki ketergantungan tinggi terhadap impor. Agar perekoniman semakin membaik penting untuk meningkatkan angka ekspor sebagai upaya memperkecil defisit neraca perdagangan.
Selain itu, berpesan agar para pelaku usaha beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital. Sebab, internet telah mengubah metode atau cara berbisnis saat ini. Untuk menghadapi tantangan ekonomi tersebut diperlukan kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, dan para pelaku usaha.
Menurutnya, saat ini pemerintah sedang berusaha menciptakan iklim investasi lebih kondusif bagi perkembangan dunia usaha. Caranya dengan penyederhanaan sejumlah regulasi atau onimbus law guna mendukung kemudahan berusaha, penyederhanaan birokrasi, dan penciptaan lapangan kerja.
Untuk itu, ia berpesan dalam Rapimnas Kadin ini agar menghasilkan rekomendasi yang dapat diterima oleh semua pihak dan dapat dijalankan bersama-sama. Sehingga bisa berkontribusi terhadap perekonomian nasional Indonesia, katanya.
Disisi lain, Wapres meminta perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN berkolaborasi dengan pengusaha kecil UMKM untuk mempercepat terwujudnya Indonesia sebagai negara maju. Dengan begitu, perekonomian bisa maju dan tercipta kesejahteraan rakyat. BUMN menggandeng pengusaha-pengusaha kecil UMKM, juga pengusaha-pengusaha swasta besar. Sehingga ada kolaborasi dalam membangun ekonomi, harapnya.
Pemerintah telah menetapkan berbagai program yang ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada. Guna pelaksanaan program yang tepat sasaran tersebut, maka diperlukan peran serta pelaku dunia usaha untuk mewujudkannya, katanya.
Dan untuk menjaga ekonomi Indonesia tetap tumbuh terdapat sejumlah masalah yang cukup besar yang hanya bisa dituntaskan melalui kolaborasi sejumlah perusahaan. Masalah ini di antaranya yakni meningkatkan kembali laju perekonomian di tengah ketidakpastian akibat perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat.
Selain itu, Indonesia harus berbenah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia misalnya dengan mengoptimalisasi pemanfaatan teknologi untuk mendorong kesejahteraan. Termasuk menekan angka kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran yang masih dalam kategori tinggi. Gambaran statistik kesejahteraan ini harus jadi acuan untuk segera diturunkan.
Struktur perekonomian Indonesia masih memiliki ketergantungan tinggi terhadap impor. Angka Ekspor harus ditingkatkan untuk memperkecil defisit neraca perdagangan dan perekonomian semakin membaik, sambungnya,
Karena itu, Wapres menilai para regulator bidang perekonomian juga harus meningkatkan sinergitas dan usaha bersama. Sinergi ini harus ditunjukkan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, termasuk para pelaku usaha. 0 NIZ