Ombudsman Indonesia mengingatkan, agar jangan ada yang tega membangun ladang bisnis dalam penanganan virus corona atau covid-19. Anggota Ombudsman Indonesia,Laode Ida, mengatakan, pihaknya menduga kewajiban rapid tes dijadikan ladang bisnis oleh pihak-pihak yang mencari keuntungan ditengah kesulitan masyarakat akibat wabah virus covid-19.
Laode mengungkapkan, harga alat rapid tes tidak lebih dari Rp 70 ribu/pcs. Tetapi masyarakat yang akan melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang wajib menjalani rapid tes di Bandara dengan membayar Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta. Menurutnya, dengan anggaran penanganan covid-19 yang mencapai Rp 677 triliun, seharusnya rapid tes tidak berbayar. Atau minimal hanya boleh dipungut biaya penggantian seharga alat yang digunakan.
Sementara peneliti Biomolekuler, Ahmad Utomo, mengatakan, Rapid Test hanya untuk pengujian atau mendeteksi keberadaan anti bodi, bukan untuk mendeteksi virus.Sedangkan untuk melakukan pengujian keberadaan virus harus dilakukan dengan alat Polymarace Chain Reaction (PCR). Agar penanganan wabah covid-19 lebih efektif, seharusnya yang dilakukan adalah mencari atau mendeteksi virus, bukan anti bodi. Ahmad Utomo juga mengingatkan, seseorang dinyatakan positif setelah menjalani pemeriksaan rapid test harus sudah dilakukan konfirmasi untuk memastikan melalui test PCR.
Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dari mulai kebijakan PSBB dan larangan mudik hingga PSBB transisi sebagai upaya memutus rantai penyebaran dan penularan virus covid-19 belum memberikan hasil maksmial. Justru virus covid-19 masih menakutkan dan penambahan kasus terus terjadi dari hari kehari di berbagai wilayah dan sejumlah kota-kota besar di Indonesia.
Update covid-19 Nasional
Seperti update informasi kasus covid-19 secara nasional yang disampaikan juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19, Achmad Yurianto. Disebutkan, berdasarkan data yang diperoleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dari rumah sakit di 453 kota /Kabupaten di 34 Provinsi di wilayah Indonesia. Hingga Jumat 3 Juli 2020 pukul 12.00 Wib, tercatat jumlah penambahan dan total kasus terkonfimrasi :
Pasien positif + 1.301 = total 59.394 orang
Pasien sembuh + 901 = total 26.667 orang
Pasien meninggal + 49 = total 3.036 orang
foto : Achmad Yurianto
Update covid-19 di DKI
Pertambahan jumlah penularan virus covid-19 juga terjadi di wilayah DKI Jakarta. Seperti update informasi kasus covid-19 di 262 dari 267 keluruhan berdasarkan data dari fasilitas kesehatan wilayah DKI Jakarta yang telah dilaporkan ke Kementerian Kesehatan RI pada Jumat 3 Juli 2020, tercatat pertambahan dan jumlah total kasus covid-19:
Pasien Positif + 147 = total 11.824 orang
Pasien meninggal + 2 = total 648 orang
Pasien sembuh + 238 = total 7.109 orang
Pasien dirawat - 68 = total 736 orang
Isolasi mandiri - 25 = total 3.331 orang
Achmad Yurianto mengingatkan, penyebaran dan penularan yang masih terus terjadi, hendaknya menjadi kesadaran bersama agar kita tetap lebih waspada dan displin melaksanakan protokol kesehatan. Dijelaskan, penyebaran dan penularan virus potensi terjadi di ruang publik seperti ruang kantor, restoran dan moda transportasi massal dan pasar tradisional. Protokol kesehatan dan sosial distancing serta cuci tangan dan menggunakan masker adalah upaya efektif untuk memutus rantai penyebaran dan penularan sekaligus menyelamatkan diri sendiri dan keluarga dari ancaman virus covid-19.
“ Hedaknya semua mamahami, aktivitas di luar rumah semata-mata hanya untuk kepentingan produktivitas.Kepentingan-kepentingan yang tidak perlu dan mendesak lebih baik ditunda. Tetap berada di rumah dan keluar rumah hanya untuk hal yang sifatnya produktif. Menjaga jarak, menggunakan masker dan rajin mencuci tangan adalah yang terbaik," kata Achmad Yurianto, Jumat (3/7).
Dia juga memastikan, pemerintah melalui kementerian dan lembaga serta unsur lainnya yang dikordinir oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, tetap memprioritaskan penanganan wabah virus corona. Berbagai upaya telah dilakukan seperti tes real time specimen sebanyak 22.280 sampel sehingga jumlah total lebih dari 871 ribu sampel, dengan menggunakan metoda Polymarace Chain Reaction (PCR) dan Tes Cepat Molekuler (TCM) . Serta membuka konsultasi telemedis untuk membatasi kunjungan ke rumah sakit. O son