Beritabatavia.com -
Lima bulan berjalan, kerja keras pemerintah dan semua pihak yang didukung dengan anggaran ratusan triliun rupiah belum menjadi solusi efektif untuk memutus rantai penyebaran dan penularan virus corona atau covid-19. Justru, masyarakat semakin cemas akibat jumlah kasus yang terkonfirmasi positif virus covid-19 terus bertambah setiap hari.
Semestinya, pemerintah memastikan protokol kesehatan dan menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak atau sosial distancing serta menghindar dari kerumunan dan kontak pisik sudah dijalankan dengan displin. Bukan mensosialisasikan New Normal yang memicu meningkatnya aktivitas masyarakat dan melonggarnya aturan dan pengawasan bahkan protokol kesehatan tak lagi kewajiban.
Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansah, menilai, pemerintah kurang fokus dan serius serta sikap mendua antara kepentingan ekonomi atau keselamatan warga dalam penanganan wabah virus covid-19. Hal itu terlihat dari kebijakan dan regulasi seperti PSBB yang sifatnya hanya pembatasan bukan larangan. Ditambah lagi, ketidaktegasan pemerintah melakukan pengawasan terhadap aturan dan kebijakan yang dibuat yang kemudian muncul kelompok masyarakat yang berfikir emang gue pikirin (EGP). Sehingga kebijakan dan upaya pemerintah menjadi tidak efektif apalagi memberikan dampak terhadap upaya pencegahan penyebaran dan penularan virus covid-19.
Update covid-19 Nasional
Sehingga penyebaran dan penularan virus covid-19 masih terus bertambah dari hari ke hari. Seperti update informasi kasus covid-19 yang disampaikan juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19, Achmad Yurianto. Disebutkan, berdasarkan data yang diperoleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dari 460 kota/kabupaten di 34 Provinsi di wilayah Indonesia. Hingga Sabtu 11 Juli 2020 pukul 12.00 Wib, tercatat jumlah penambahan dan total kasus terkonfirmasi :
Pasien positif + 1.671 = total 74.018 orang
Pasien sembuh + 1.190 = total 34.719 orang
Pasien meninggal + 66 = total 3.535 orang
Update covid-19 di DKI
Pertambahan jumlah kasus virus covid-19 juga terjadi di wilayah DKI Jakarta.Seperti update informasi kasus covid-19 di 265 dari 267 kelurahan berdasarkan data dari fasilitas kesehatan wilayah DKI Jakarta yang telah dilaporkan ke Kementerian Kesehatan RI pada Sabtu 11 Juli 2020, tercatat pertambahan dan jumlah total kasus covid-19:
Pasien Positif + 359 = total 13.957 orang
Pasien meninggal + 7 = total 691 orang
Pasien sembuh + 215 = total 9.040 orang
Pasien dirawat + 19 = total 495 orang
Isolasi mandiri + 119 = total 3.732 orang
Foto : Achmad Yurianto dan Reisa Broto Asmoro
Achmad Yurianto yang didampingi Dokter Reisa Broto Asmoro, anggota tim komunikasi gugus Tugas Covid-19 , mengingatkan, penyebaran dan penularan yang masih terus terjadi, hendaknya menjadi kesadaran bersama agar kita tetap lebih waspada dan displin melaksanakan protokol kesehatan. Dijelaskan, penyebaran dan penularan virus potensi terjadi di ruang publik seperti ruang kantor, restoran dan moda transportasi massal dan pasar tradisional.
“ Hedaknya semua mamahami, aktivitas di luar rumah semata-mata hanya untuk kepentingan produktivitas.Kepentingan-kepentingan yang tidak perlu dan mendesak lebih baik ditunda. Tetap berada di rumah dan keluar rumah hanya untuk hal yang sifatnya produktif. Menjaga jarak, menggunakan masker dan rajin mencuci tangan adalah yang terbaik," kata Achmad Yurianto, Sabtu (11/7).
Achmad Yurianto juga memastikan, pemerintah melalui kementerian dan lembaga serta unsur lainnya yang dikordinir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, tetap memprioritaskan penanganan wabah virus corona. Berbagai upaya telah dilakukan seperti tes real time specimen sebanyak 23.310 sampel sehingga jumlah total 1.380.388 sampel, dengan menggunakan metoda Polymarace Chain Reaction (PCR) dan Tes Cepat Molekuler (TCM).Serta membuka konsultasi telemedis untuk membatasi kunjungan ke rumah sakit.
O son