Beritabatavia.com -
Badan Pengawas Obat dan Makanan (B-POM) Indonesia telah menerbitkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/UEA) untuk vaksin AstraZeneca pada 22 Februari 2021 lalu. Kemudian vaksin produksi Inggeris dengan berat mencapai 4,1 ton tiba di Indonesia pada 8 Maret 2021.
Namun,pada Senin 15 Maret 2021, pemerintah resmi menunda pendistribusian vaksin AstraZeneca dengan waktu yang belum ditentukan. Penundaan penggunaan vaksin AstraZeneca karena diduga vaksin produk Inggeris itu memicu terjadinya pembekuan darah bagi orang yang disuntik.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito, mengatakan penundaan itu merupakan bentuk kehati-hatian dan sifatnya sementara. Serta untuk memastikan quality control.
"Alasan penundaan bukan semata-mata adanya temuan pembekuan darah oleh beberapa negara. Melainkan karena pemerintah ingin lebih memastikan keamanan dan ketepatan kriteria penerima vaksin AstraZaneca," kata Prof Wiku Adisasmito.
Dijelaskan, saat ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM), Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan para ahli sedang melihat kembali, apakah kriteria penerima vaksin AsteaZaneca akan sama dengan kriteria vaksin Sinovac dan Biofarma.
Setelah ada rekomendasi terkait vaksin AsteaZaneca, maka akan ditentukan kelompok mana yang akan diprioritaskan menerima vaksin tersebut. Hasil dari evaluasi keamanan serta penentuan kriteria vaksin AsteZaneca, selanjutnya akan diinformasikan oleh Kementerian Kesehatan dan Badan POM.
Prof Wiku Adisasmito juga menjelaskan bahwa vaksin yang akan mendekati masa habis pakainya atau kadaluarsa itu adalah vaksin Coronavac pengiriman batch pertama yang siap pakai. Menurutnya, vaksin ini telah didistribusikan sejak Januari 2021 lalu, dan telah diberikan pada vaksinasi tahap pertama pada tenaga kesehatan dan petugas pelayanan publik. Sehingga vaksin tersebut telah habis digunakan.
"Saya sampaikan kepada masyarakat agar tidak panik. Karena pemerintah memastikan produk yang diberikan kepada publik yang aman, halal dan berkualitas," kata Prof Wiku Adisasmito. Program vaksinasi masih berjalan, masyarakat harus terus mematuhi prokes dalam setiap aktivitas, untuk melindungi orang-orang terdekat dari virus covid-19, tambahnya.
Update Covid-19 Nasional
Sementara update informasi kasus covid-19 dari 510 Kabupaten/Kota di 34 Provinsi wilayah Indonesia yang diperoleh Satgas Covid-19, hingga Rabu 17 Maret 2021 pukul 12.00 Wib. Tercatat jumlah total penambahan kasus terkonfirmasi positif virus covid-19 dan pasien sembuh serta meninggal adalah:
Pasien positif + 6.825 jumlah total 1.437.283 orang
Pasien sembuh + 9.010 jumlah total 1.266.673 orang
Pasien meninggal + 162 jumlah total 38.915 orang
Update covid-19 di DKI
Sedangkan update informasi data dari fasilitas kesehatan di 267 kelurahan yang telah dilaporkan Pemprov DKI ke Kementerian Kesehatan RI pada Rabu 17 Maret 2021. Tercatat jumlah total kasus terkonfirmasi positif, pasien sembuh, pasien dirawat dan isolasi mandiri serta meninggal di wilayah DKI Jakarta adalah:
Pasien Positif + 1.330 Jumlah total 363.700 orang
Pasien Meninggal + 15 jumlah total 6.077 orang
Pasien sembuh + 1.119 jumlah total 351.680 orang
Pasien dirawat + 285 jumlah total 3.036 orang
Isolasi mandiri - 89 jumlah total 2.907 orang
Foto : Situasi Covid-19 di Indonesia periode 16 Maret 2021
Prof . Wiku Adisasmito yang juga epidemiolog Universitas Indonesia ini meminta, agar semua pihak khususnya pemerintah daerah tetap konsisten dan maksimal menerapkan kebijakan PPKM. Sedangkan warga yang telah divaksin harus tetap menerapkan protokol kesehatan 3M dengan ketat, agar dapat memberikan perlindungan yang optimal.
Menurutnya, upaya pemerintah memutus rantai penyebaran dan penularan virus covid-19 akan efektif bila disertai dukungan dari masyarakat dengan cara tetap displin menjalankan Prokes 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak atau menghindari kerumunan.
0 son