Beritabatavia.com -
Kabar para pengusaha lokal dizalimi BUMN kembali bergulir dan memanas di group WhatsApp pendukung Presiden Jokowi. Sebelumnya ramai di media sosial perihal keterlambatan pembayaran jasa dari BUMN selaku pemberi kerja menjadi masalah serius bagi para kontraktor, termasuk pengusaha di daerah.
"Hampir semua BUMN mental dan perilakunya korup, duitnya di deposito dulu sebelum dibayarkan dan bunganya dimakan para direksi. Ada 10 pengusaha subkontrak belum dibayar BUMN kekaryaan sudah hampir dua tahun, setelah kita bantu dengan susah payah barulah ada sebagian yang sudah dibayar," tulis salah satu anggota group WhatsApp.
"Tolong informasi ini ditembusin kepada Menterinya,kalau tidak sanggup supaya kita demo rame-rame, biar turun dia," tulis anggota lainnya menimpali.
"Lah kalau merusak tatanan Presiden, kita bagaimana ? kita sudah mandi keringat jaga-jaga di masyarakat bawah. Ternyata begini kabarnya, kita sia-sia," tulis yang lainnya.
" Luar biasa mulai kritis sekarang. Saya sepakat dan mendukung. Kasihan para pengusaha menengah ke bawah dipermainkan," tulis yang lainnya.
Pembahasan pun semakin panas, seperti yang ditulis seorang anggota group WhatsApp pendukung Presiden Jokowi-Amin. "Amin pun salah satu korban. Sudah perijinan susah, perpajakan cari-cari masalah dan tagihan sangkut. Pemerintah apa ini. Waktu memperjuangkan Bapak Presiden kita semua janji kemasyarakat nyatanya apa?," tulisnya.
Kemudian ditimpali anggota lainnya. "Waduh koq bisa begitu bro. Biasanya minta bantu Eko kemana dia ?".
" Kalau sudah punya kedudukan pada lupa kawan,"
"Pantas dia keluar dari group ini yah..takut dimintai bantu para temen-teman pejuang dulu," jawab yang lainnya.
"Sudah hampir selesai periode pak presiden. Kita pengikut malah kere," tulis yang lainnya.
Seseorang menjelaskan tentang Eko." Dia dulu dari Solo mas Eko ini sangat kere dan bung Amin yang banyak bantu ekonominya. Eko sekarang komisaris PLN setelah dari deputi KSP. Nanti coba saya WA beliau biar bantu kawan-kawan . Atau bikin surat langsung ke Jokowi aja perihal ini," tulisnya.
"Sangat kita sayangkan pembisik- pembisik Bapak kita ini menyelamatkan diri masing-masing. Pengusaha sangat sulit saat ini di Banten. Ngurus ijin apa saja alasannya belumada turunan dari UU yang dibuat pak Jokowi. Aparat hukum selalu lerak-lirik. Ada masalah dikit aja pidana. Belum orang pajak cari-cari sampai sekecil-kecil kesalahan langsung blokir rekening. Belum kita menghadapi jaman covid yang serba susah. Yah biar jangan putus asa dan stres kita legowo ajalah jalan keluarnya," tulis anggota lainnya.
Sebelumnya informasi vendor lokal dizalimi BUMN karena terlambat membayar jasa viral di media sosial, tidak ditampik Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gapensi Andi Rukman N Karumpa. Bahkan, untuk beberapa kasus di bidang konstruksi pembayaran bisa mo;or sampai tahunan.
"Tahunan, ada yang 2-3-4 tahun ada yang 5 tahun beberapa case seperti itu, dan dulu sudah kami laporkan Pak Menteri dan Menteri PU menjembatani ada beberapa case sudah selesai," katanya kepada detikcom, Rabu (7/4/2021).
Andi menjelaskan, pada dasarnya tidak urusan dengan BUMN yang tidak selesai alias pasti dibayar. Namun, yang menjadi persoalan adalah durasi atau waktu pembayaran yang lama alias molor. Bukan hanya itu, yang menjadi masalah adalah harga. Menurutnya, BUMN cenderung menekan harga saat memberi pekerjaan.
"Yang menjadi problem utama selain harga mereka, harga teman-teman pelaku usaha daerah sudah harganya rendah kemudian pembayarannya juga lamban. Itu yang disesalkan teman-teman," katanya.
Dia pun bercerita, dalam menggarap proyek di daerah, BUMN menggandeng pengusaha daerah untuk berbagai bidang. Dari bendungan, irigasi, pembangunan jalan, dermaga, dan lain-lain.
Namun, karena pembayarannya lama hal itu merugikan para pengusaha di daerah. Bagaimana tidak, untuk menggarap suatu pekerjaan para pengusaha daerah meminjam uang di bank. Karena pembayaran lambat, mereka pun dihadapkan pada masalah, salah satunya bunga bank.
"Bisa anda bayangkan kalau mereka ambil uang dari bank, mereka mengerjakan proyek kemudian mereka ambil kredit untuk membiayai proyek tersebut kemudian tiba waktunya mengangsur di bank, kemudian belum ada yang diangsur karena kita tidak dibayar BUMN-nya. Akhrinya karena lambat dibayar maka bukannnya dapat untung tapi dapat buntung karena bayar bunga dan segala macamnya," terangnya.
"Sudah sering kali, kami berharap mohon temen-temen BUMN yang menjadi subkon, yang men-JO (joint operation) kan pekerjannya supaya diperhatikan hal-hal seperti ini," tambahnya.
0 son