Senin, 04 Oktober 2010 17:56:40

Kelapa Gading, Berkembang Tanpa Terkendali

Kelapa Gading, Berkembang Tanpa Terkendali

Beritabatavia.com - Berita tentang Kelapa Gading, Berkembang Tanpa Terkendali

Wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara berkembang pesat menjadi sebuah kota dalam kota. Bahkan pejabat setempat mengatakan bahwa Kelapa Gading akan ...

Kelapa Gading, Berkembang Tanpa Terkendali Ist.
Beritabatavia.com - Wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara berkembang pesat menjadi sebuah kota dalam kota. Bahkan pejabat setempat mengatakan bahwa Kelapa Gading akan menjadi Singapura-nya Jakarta.
Padahal di tahun 1970-an, kawasan ini dikenal sebagai daerah rawa-rawa dan persawahan. Sampai dengan awal tahun 1990-an, persawahan masih terlihat di kiri-kanan jalan yang sekarang ini bernama Bulevar Barat Kelapa Gading. Kelapa Gading kini sudah menyerupai superblock mandiri dan memiliki akses ke mana-mana. Kawasan seluas kurang lebih 1.800 sampai 2.000 hektar ini telah dipadati oleh kurang lebih 3.500 rumah toko, mal-mal antara lain Mal Kelapa Gading yang dibangun sampai MKG III, Mal Artha Gading, pusat-pusat perdagangan seperti Kelapa gading Trade Center, Kelapa Gading Plaza, Food City, Makro dan Goro. Masih belum cukup, belakangan berdiri pula Mall Of Indonesia.

Selain ruko, mal dan pusat perdagangan, telah hadir pula puluhan perumahan mewah dan apartemen yang merupakan ciri bahwa kawasan Kelapa Gading ini merupakan kawasan yang memang sedang berkembang tanpa terkendali. Harga properti di kawasan ini terus meningkat dari waktu ke waktu. Menurut informasi, pada tahun 1980-an sebuah rumah kelas atas harganya sekitar Rp 75 juta-an, di tahun 2000-an telah meningkat menjadi Rp 750 juta-an, dan sekarang telah berharga diatas Rp 1 sampai 2 milyar, bahkan lebih. Contoh lain, sebidang tanah seluas 200 meter persegi di jalan Kelapa Nias, pada tahun 1997 harganya Rp 425 juta dan pada tahun 2002 harganya telah meningkat menjadi Rp 1,2 milyar.

Puluhan pengembang yang telah berhasil mengubah wajah Kelapa Gading ini diantaranya PT Summarecon Agung Tbk, PT Bangun Cipta Sarana, PT Graha Rekayasa Abadi, PT Pangestu Luhur, PT Bangun Mandiri Pesona, PT Nusa Kirana, PT Budi Graha Permadi dan PT Sunter Agung. Banyak pula broker properti berkantor di kawasan ini, menandakan bahwa memang kawasan ini memiliki daya tarik tersendiri dan terus akan berkembang. Broker-broker ini jumlahnya mungkin lebih dari 40, antara lain ERA, Ray White, Raine & Horne, PT Bali Realty, Coldwell Banker, PT Propertindo Land Asia (ProLand), Paradise, Christine Property.

Mitos Kepala Naga
Daya tarik Kelapa Gading menjadi kawasan hunian dan perdagangan tidak terlepas dari mitos. Ahli fengshui dan seorang analis perbankan mengatakan bahwa melonjaknya harga lahan maupun perumahan karena Kelapa Gading merupakan kepala naga atau daerah pembawa keberuntungan yang berada di Jakarta Utara. Menurut fengsui yang menekankan keharmonisan kehidupan dengan alam yang terdiri atas lima unsur yaitu logam, air, kayu, api, dan tanah, maka kawasan Kelapa Gading ini dikatakan memenuhi keselarasan dengan lima unsur tersebut.

Dikatakan bahwa daerah kepala naga ini cocok untuk berusaha dan cocok pula untuk hunian. Jadi akan lebih baik bila rumah tinggal berada di kawasan tersebut, tempat usahanya juga di kawasan tersebut. Tidak perlu ke mana-mana, hoki akan datang sendiri. Dikatakan pula bahwa naga itu raja air (Hai Lung Wang) yang memang senang dengan air. Itulah sebabnya kawasan ini tidak akan bebas dari air.

Namun demikian, ditegaskan walaupun fengsui kawasan bagus, namun semua itu masih tegantung dari fengsui masing-masing rumah. Yang menarik, menurut keyakinannya, kepala naga di kawasan ini berumur 50 tahun sejak tahun 1975. Jadi hingga tahun 2025, hoki masih memayungi kawasan Kelapa Gading dan peruntungan di kawasan ini akan bergeser. Sebuah mitos yang menarik untuk dikaji secara ilmiah, mengapa kepala naga ini tidak selamanya kerasan berada di kawasan Kelapa Gading.

Drainase  Benang Kusut
Sangat disayangkan, bahwa pengembangan Kelapa Gading yang hebat ini dan banyak mendapat pujian dari banyak pihak, ternyata memiliki kelemahan yang fatal, yaitu mengenai drainase dan tata air kawasannya yang amburadul dan tanpa terkendali. Selesainya banjir kanal Timur (BKT) memang sedikit banyak mengurangi genangan air dikawasan ini, namun itu tidak cukup membantu.

Saluran drainase dan tata air kawasan Kelapa Gading boleh dibilang seperti benang kusut. Penyebabnya antara lain yaitu setiap pengembang membuat drainase sendiri-sendiri, banyak yang tidak menyambung antara drainase dari blok pengembang yang satu ke blok pengembang yang lain. Bahkan sering terjadi konflik antar pengembang, saluran drainase dari satu pengembang tidak boleh masuk ke saluran drainase pengembang yang lain.

Adakalanya terlihat saluran drainase yang buntu, airnya tidak mengalir kemana-mana, hitam bersampah dan bau menyengat. Adapula pengembang yang memiliki waduk pengendali banjir, namun waduk ini hanya diperuntukkan untuk dirinya sendiri. Drainase dari pengembang yang lain tidak boleh mengalirkan airnya ke waduk tersebut.

Jadi drainase benang kusut ini tentu saja tidak dapat mengatasi banjir, apalagi bila penyebab banjir ini datang bersamaan, yaitu banjir kiriman dari hulu, hujan setempat yang deras, dan pengaruh muka air Kali Sunter dan Kali Cakung yang berbalik akibat pasang laut di muaranya. Walaupun di setiap waduk terdapat pompa banjir yang memadai, tetap saja tidak mampu mengatasi banjir, apalagi seluruh darinase dan waduk hampir separuhnya terisi oleh endapan lumpur dan sampah plastik. Belum lagi dengan masalah air tanah. Tinggal di Kelapa Gading berarti anda harus mengeluarkan uang banyak untuk membeli air PAM, setiap rumah bisa mengeluarkan Rp 500 ribu-Rp 2juta perbulan hanya untuk bayar air bersih,atau kalau tidak terpaksa mereka membeli air dari pedagang eceran. Karena jika memakai air tanah, yang keluar adalah air asin, karena intrusi air laut kawasan ini sudah parah.O berbagai sumber/brn


Berita Lainnya
Senin, 25 Maret 2024
Senin, 25 Maret 2024
Senin, 25 Maret 2024
Minggu, 24 Maret 2024
Sabtu, 23 Maret 2024
Jumat, 22 Maret 2024
Kamis, 21 Maret 2024
Rabu, 20 Maret 2024
Rabu, 20 Maret 2024
Senin, 18 Maret 2024
Senin, 18 Maret 2024
Senin, 18 Maret 2024