Beritabatavia.com -
Tidak hanya di Indonesia, Swab RT-PCR masih menjadi gold standar dalam mendiagnosis kasus Positif Covid-19. Kebutuhan akan tes RT-PCR didorong oleh peningkatan pemeriksaan spesimen di Indonesia, hingga angka positivity rate di Indonesia saat ini sudah dibawah 0,4% dari standar yang ditetapkan WHO. Meskipun biaya tes PCR yang terlalu sehingga memicu kegaduhan. Tetapi jangan sampai membuat proses vaksinasi tertunda. Semua pihak terkait dalam bidang kesehatan harus mempercepat pelaksanaan program vaksinasi.
Pemerintah bersama BPKP akan melakukan evaluasi secara berkala tarif swab RT -PCR, sebagai upaya untuk memastikan masyarakat mendapatkan pemeriksaan sesuai dengan harga yang seharusnya dibayarkan.
"Kami secara berkala bersama BPKP melakukan evaluasi terhadap tarif pemeriksaan, menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Proses evaluasi merupakan standar yang kami lakukan dalam penentuan harga suatu produk maupun layanan, untuk menjamin kepastian harga bagi masyarakat," kata juru bicara Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi.
Direktur Utama (Dirut) PT Bio Farma, Honesti Basyir saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Selasa 9 Nopember 2021 menjelaskan penyebab mahalnya biaya tes PCR pada awal masa pandemi Covid-19. Selain komponen pemeriksaan yang harus impor, para penyedia juga menyiapkan bulding beserta paket pemeriksaan.
"Pada awal pandemi Covid-19, harga bervariasi ada yang sampai Rp3,5 juta atau Rp2,5 juta, karena kebanyakan mereka membundling service. Ini tak murni tes PCR tapi juga dengan foto thorax, selain itu, tidak ada penentuan harga dari pemerintah," kata Honesti Basyir.
Tetapi,Basyir melanjutkan, kondisi berangsur berubah ketika pemerintah mengambil alih dan menentukan harga tertinggi tes PCR yang bisa didapatkan oleh masyarakat. Dia pun mengklaim beberapa negara seperti Thailand, Malaysia dan Singapura, justru biaya tes yang lebih mahal dari Indonesia.
Update Covid-19 Nasional
Sementara update informasi covid-19 dari 510 Kabupaten/Kota di 34 Provinsi wilayah Indonesia yang diperoleh Satgas Covid-19, hingga Selasa 9 Nopember 2021 pukul 12.00 Wib. Tercatat jumlah total penambahan kasus terkonfirmasi positif virus covid-19 dan pasien sembuh serta meninggal adalah:
Pasien positif + 434 jumlah total 4.248.843 orang
Pasien sembuh + 585 jumlah total 4.095.663 orang
Pasien meninggal + 21 jumlah total 143.578 orang
Update covid-19 di DKI
Sedangkan update informasi data dari fasilitas kesehatan yang telah dilaporkan Pemprov DKI ke Kementerian Kesehatan RI pada Selasa 9 Nopember 2021. Tercatat jumlah total kasus terkonfirmasi positif, pasien sembuh, pasien dirawat dan isolasi mandiri serta meninggal di wilayah DKI Jakarta adalah:
Pasien Positif + 94 jumlah total 862.370 orang
Pasien Meninggal + 0 jumlah total 13.566 orang
Pasien sembuh + 149 jumlah total 848.034 orang
Foto : Situasi Covid-19 di Indonesia periode 8 Nopember 2021
Sementara juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito mengingatkan, bahwa pelaksanaan vaksinasi Covid-19 sangat berharga untuk melindungi kita, maka dari itu seluruh unsur dalam sistem kesehatan tidak menunda proses vaksinasi.
Menurut Prof Wiku, seluruh unsur yang dimaksud termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, dan juga kita.
"Kita harus ingat bahwa akses terhadap vaksin tidak mudah untuk didapatkan karena stoknya terbatas untuk seluruh dunia, jadi mari hargai dan pergunakan vaksin secara maksimal," ujar Prof Wiku Adisasmito.
O son