Jumat, 22 September 2023 12:07:20

Krisis Air Bersih, Peran Ketahanan Air dalam Menjaga Kehidupan Bangsa dan Negara

Krisis Air Bersih, Peran Ketahanan Air dalam Menjaga Kehidupan Bangsa dan Negara

Beritabatavia.com - Berita tentang Krisis Air Bersih, Peran Ketahanan Air dalam Menjaga Kehidupan Bangsa dan Negara

Jakarta, Ancaman paling nyata yang akan dihadapi Indonesia dan negara-negara lain di seluruh dunia adalah krisis air bersih,  Berdasarkan ...

Krisis Air Bersih, Peran Ketahanan Air dalam Menjaga Kehidupan Bangsa dan Negara Ist.
Beritabatavia.com - Jakarta, Ancaman paling nyata yang akan dihadapi Indonesia dan negara-negara lain di seluruh dunia adalah krisis air bersih,  Berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), diproyeksikan bahwa pada tahun 2025, seluruh bumi akan mengalami krisis air.

PBB juga memperkirakan pada tahun 2030, kebutuhan air tawar global akan meningkat sekitar 40 persen lebih tinggi daripada ketersediaannya saat ini, sebagai akibat dari perubahan iklim, aktivitas manusia, dan pertumbuhan penduduk.

Dalam seminar Rektor Universitas Pertahanan RI, Letnan Jenderal TNI Jonni Mahroza. P.h.D di acara "Seminar Ketahanan Air - Teknologi untuk Indonesia" yang digelar pada Jumat (22/09/2023) di Universitas Pertahan, Sentul, mengatakan, kondisi water security di Indonesia saat ini sedang menuju ke krisis air.

"Dengan terjadinya kekeringan di Nusa Tenggara (NTT, NTB), Maluku, Jawa (Gunung Kidul) dan terjadinya banjir di DKI, Bandung dan beberapa kota lainnya sebagai dampak dari perubahan iklim," ujar Mahroza.


Mahroza mengatakan, perubahan iklim dan krisis air ini memerlukan penanganan yang efektif untuk memitigasi dampak negatif yang timbul. 

"Salah satunya dan terutama adalah dengan meningkatkan ketahanan air di seluruh Indonesia," jelasnya.

Lanjut Mahroza, penurunan ketersediaan air yang merata diperkirakan akan terjadi di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara selama periode proyeksi 2020-2045.

Pada 2024, tercatat penurunan rata-rata ketersediaan air sebesar 439,21 m3 per kapita per tahun di Pulau Jawa dan 1.098,08 m3 per kapita per tahun di Nusa Tenggara. 

"Dampak ekonomi negatif di sektor ini diperkirakan mencapai Rp27,9 triliun," kata Mahroza.

Lebih lanjut menjelaskan ketahanan air juga diharapkan dapat menghadapi tantangan penurunan ketahanan pangan di Indonesia, seperti produksi padi yang diproyeksikan turun lebih dari 25% (2020-2045) di berbagai
Provinsi, seperti Kalimantan Utara, Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara.

Sementara di Pulau Jawa dan Sumatera, yang merupakan pusat produksi beras, juga diperkirakan mengalami penurunan sebesar 10% hingga 17,5%.

Lebih jauh Mahroza mengatakan, meningkatkan ketahanan air dapat membantu pertanian, termasuk produksi padi, mengatasi tantangan perubahan iklim dan menjaga ketahanan pangan di Indonesia.

"Ini juga sangat penting untuk mengurangi dampak ekonomi negatif yang diperkirakan mencapai Rp77,9 triliun akibat penurunan produksi padi yang disebabkan oleh perubahan iklim," ungkapnya.

Berdasarkan hal-hal di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan iklim memiliki dampak serius pada ketahanan sumber daya air. Oleh karena itu, tindakan mitigasi yang tepat diperlukan untuk memperkuat ketahanan air negara dan mencegah kerugian negara yang lebih besar.

"Diskusi mengenai Water Security menjadi sangat penting karena peran ketahanan air yang sangat vital dalam konteks supply chain berkelanjutan, demi menjaga kelangsungan hidup Bangsa dan Negara Indonesia," tutupnya.

Berita Lainnya
Rabu, 31 Juli 2024
Rabu, 24 Juli 2024
Jumat, 05 Juli 2024
Sabtu, 29 Juni 2024
Jumat, 28 Juni 2024
Rabu, 26 Juni 2024
Selasa, 25 Juni 2024
Kamis, 20 Juni 2024
Jumat, 14 Juni 2024
Jumat, 14 Juni 2024
Jumat, 07 Juni 2024
Jumat, 07 Juni 2024