Beritabatavia.com -
JAKARTA, (6/6) – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan potensi laut Indonesia dengan keanekaragaman hayati dan biota laut menjadi salah satu sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan biofarmakologi kelautan, sebagai bahan aktif obat-obatan berbasis OBA (obat bahan alam).
“Pengembangan biofarmakologi sangat menjanjikan karena punya nilai ekonomi yang tinggi, salah satunya dibutuhkan untuk industri obat,” ungkapnya saat berbicara pada Bincang Bahari memperingati World Oceans Day 8 Juni yang berlangsung di Universitas Indonesia, Kota Depok pada Kamis (6/6/2024).
Lebih lanjut Menteri Trenggono menjelaskan meski sumberdaya sangat besar namun saat ini, belum semua potensi-potensi tersebut dioptimalkan. Baru sekitar 19 persen laut Indonesia yang telah terpetakan dan kurang dari angka tersebut yang dieksplorasi, khususnya potensi-potensi yang ada di laut dalam.
Menteri Trenggono juga menyampaikan, dalam pemanfaatannya sebagai obat-obatan, sebagian bahan baku masih diimpor dari negara lain. Oleh karenanya pemerintah mendorong pengurangan ketergantungan obat impor dan terus meningkatkan industri obat dalam negeri demi ketahanan kefarmasian dalam negeri. Di kesempatan tersebut Menteri Trenggono juga mengajak civitas akademika Universitas Indonesia untuk ikut serta mengembangkan riset dan inovasi di bidang biofarmakologi.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo menerangkan bentuk nyata yang dilakukan dalam pengembangan biofarmakologi kelautan adalah memasukan bahan-bahan aktif dari laut sebagai bahan obat dan mengembangkan produksinya di dalam negeri.
“Di samping potensinya yang besar, laut Indonesia mempunyai peran yang penting bagi perekonomian nasional, penyediaan pangan, mitigasi perubahan iklim dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” terangnya.
Victor pun meyakini melalui kolaborasi dengan Universitas Indonesia dan keterlibatan generasi muda dalam membangun sektor kelautan dan perikanan, implementasi kebijakan Ekonomi Biru dapat diwujudkan.
“Melalui sinergi pemerintah dan Perguruan Tinggi dengan terus mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, kita meyakini sumberdaya kelautan sebagai sumber kesejahteraan bangsa Indonesia dapat dimanfaatkan dan dikelola secara bijak,” pungkas Victor.
Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset Universitas Indonesia Dedi Priadi yang turut hadir dalam Bincang Bahari mengatakan bahwa sebagai perguruan tinggi yang memiliki komitmen kuat terhadap keberlanjutan lingkungan, Universitas Indonesia memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi dan menanamkan pentingnya pelestarian laut.
“Kami berharap, diskusi ini dapat memberikan kontribusi dalam upaya pelestarian laut dan mendukung kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan sumberdaya kelautan yang berkelanjutan,” harapnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam berbagai kesempatan selalu menekankan pentingnya menciptakan laut yang sehat, aman, tangguh dan produktif bagi kesejahteraan bangsa melalui diplomasi maritim serta kerja sama dengan berbagai sektor untuk mewujudkan strategi pembangunan ekonomi biru sehingga tak hanya generasi mendatang dapat merasakan manfaat sumber daya kelautan dan perikanan.
(*)