Minggu, 21 Agustus 2011 09:58:43

Moral Masih Terbelenggu

Moral Masih Terbelenggu

Beritabatavia.com - Berita tentang Moral Masih Terbelenggu

“Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan ...

Moral Masih Terbelenggu  Ist.
Beritabatavia.com - Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 1945 Atas nama bangsa Indonesia. Soekarno/Hatta

TEKS  proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan proklamator Soekarno Hatta saat ini sudah berusia 66 (enam puluh enam) tahun. Isi teks kemerdekaan yang sangat singkat, padat menunjukkan kecerdasan dan keimanan pembuatnya. 
Seharusnya, kecerdasan yang ditunjukkan para pendiri negeri ini, hendaknya menjadi acuan para pemimpin era kini. Tetapi,  hingga usia kemerdekaan yang sudah 66 tahun, para penerus kemerdekaan masa kini, tak menunjukkan adanya peningkatan kualitas. Justru yang tampak adalah ketidak cerdasan para pemimpin  mengelola negara yang sudah merdeka ini. Ditambah lagi kurangnya keimanan, membuat praktik korupsi terus berlangsung.

Bangsa Indonesia hanya merdeka secara pisyk dari tangan penjajah. Tetapi, masih terbelenggu oleh penjajah moral. Seluruh elemen bangsa terutama para pemimpin dan elit politik harus memaknai kemerdekaan adalah lanjutan perjuangan yang harus dilaksanakan tanpa melenceng dari nilai-nilai kemerdekaan dan dasar negara Pancasila.

Jabatan Untuk Rakyat

Sebuah jabatan baik itu oleh Kaisar atau Presiden maupun Perdana Menteri adalah pemimpin yang hidup ditengah masyarakat.Lalu, agar kehidupan  bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berlangsung dengan baik, maka dibuatlah  aneka undang-undang, peraturan atau instruksi,
yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh warganya, sesuai dengan bidang pelayanan atau pekerjaan masing-masing.
Sebagai rakyat Indonesia tentu menyadari bahwa sikap mental  paternalistis masih tumbuh dan sangat  dominan mewarnai kehidupan warga Indonesia. Sehingga sikap keteladanan para pemimpin dan pejabat menjadi contoh yang sangat penting dan bahkan wajib dalam kehidupan masyarakat, dan bangsa Indonesia.
Maka, para pejabat, entah yang berada di jajaran legislatif, eksekutif maupun yudikatif harus dapat menjadi teladan dalam melaksanakan aneka tata tertib bagi warganya. Para para pejabat tidak boleh lagi melakukan korupsi sedikitpun dalam menjalankan fungsi atau jabatannya. Justru harus  menjadi teladan dalam hal membayar pajak, dan bersikap jujur serta dan disiplin. 

100 Persen Warga Negara

Sebagai warganegara, haruslah menghayati apa makna dari ungkapan dibawah ini. Jangan bertanya apa yang diberikan negara kepadaku, tetapi coba bertanya apa yang telah kulakukan untuk bangsa dan negara ini".
Seluruh masyarakat harus menyadari dan menghayati serta bertindak sebagai warganegara 100 persen. Karena  dengan demikian hidup berbangsa dan bernegara yang lebih luas akan baik adanya, sesuai dengan cita-cita pendiri bangsa ini maupun dasar negara Pancasila.

Pancasila Ideologi

Belakangan, Pancasila sudah tidak lagi mendapat perhatian masyarakat,khususnya kalangan muda. Padahal, sebagai bangsa Indonesia seharusnya bangga memiliki Pancasila sebagai dasar negara. Karena, isi  Pancasila merupakan saripati dari perbedaan budaya dan kepribadian serta prilaku seluruh rakyat yang ada di tanah tumpah Indonesia.
Pancasila sungguh luar biasa, bahkan jika  jika semua warganegara memahami dan menghayati serta mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam  kehidupan sehari-hari. Maka kehidupan yang  damai dan sejahtera akan terwujud di negeri ini. Oleh karena itu, Pancasila harus terus dipelajari, didalami, difahami dan dihayati rakyat Indonesia sejak dini termasuk saat menuntut ilmu di sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Ideologi Pancasila dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan melaksanakan hak dan kewajiban secara baik. Semua elemen bangsa baik itu para Agamawan maupun aneka profesi lainnya, hendaknya memberikan kontribusi dalam menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang saling toleran dan penuh kasih sayang, tanpa membedakan suku, agama dan ras maupun golongan.

Jangan Menyalahgunakan Kemerdekaan

Semua warga bangsa Indonesia harus hidup layaknya seperti orang yang merdeka. Tetapi, jangan justru  menjadi orang yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk kepentingan pribadi, apalagi untuk melindungi kejahatannya maupun kelompoknya. 
Tanda orang merdeka antara lain,  ‘menghormati dan menjunjung tinggi serta menghargai harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan terluhur dan termulia di bumi ini. Seperti makna dari sila kedua dan sila kelima dari Pancasila, yaitu ‘Kemanusiaan yang adil dan beradab dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’.

Adil dan beradab bagaikan mata uang bermuka dua, dapat dibedakan namun tak dapat dipisahkan. Orang adil pasti beradab, sebaliknya beradab pasti adil. Keadilan yang paling mendasar adalah hormat terhadap harkat martabat manusia.Sedangkan orang beradab pasti akan menjunjung tinggi dan menghargai harkat martabat manusia.
Maka sebagai bangsa yang beradab, seharusnya tidak ada lagi tindakan yang saling melecehkan, merendahkan terhadap aneka perbedaan yang menjadi milik bangsa Indonesia. Sebuah bangsa yang merdeka dan beradab harus menunjukan sikap saling menghormati dan menghargai. Serta tidak memperbesar perbedaan yang ada tetapi  menghayati apa yang menjadi persamaan.
Sebab, sebagai bangsa kita adalah sama-sama manusia , maka jika kita sungguh manusiawi pasti apa yang berbeda antar kita akan semakin memanusiakan kita.

Tujuan Kemerdekaan

Salah satu tujuan  kemerdekaan bangsa Indonesia adalah untuk menciptakan rasa keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Seharusnya, sebagai negara yang sudah merdeka selama 66 tahun. Tidak lagi ada seorangpun dari warganegara Indonesia yang hidupnya tidak damai dan sejahtera. Setiap warga Indonesia, tidak lagi ada kehidupannya yang miskin, apalagi kesulitan hanya untuk membiayai pendidikan anak. Serta terpaksa pasrah, saat anggota keluarganya meninggal dunia sebab tidak ada biaya untuk berobat ke rumah sakit

Tetapi, kita semua tahu bahwa kemiskinan masih melanda kehidupan sebagian rakyat Indonesia. Realita yang ada ditengah masyarakat, hendaknya menjadi perhatian para pemimpin  bangsa dan elit-elit politik agar senantiasa berpihak pada seluruh kepentingan rakyat. Karena, itulah hakekat sebuah kemerdekaan bagi rakyatnya.
Sebuah kepemimpinan akan disebut berhasil dan sukses , jika  seluruh rakyat rakyat hidup damai dan sejahtera. Sesuai dengan sila kelima Pancasila. Maka, selama masih ada kemiskinan, berarti kepemimpinan itu belum bisa dikatakan berhasil. Apakah kepemimpinan yang sekarang sudah mampu memberantas kemiskinan di negeri ini ? Hendaknya jangan hanya berkutat pada soal angka dan grafik. Tetapi fakta dan realita juga dijadikan acuan, sehingga kebijakan bermanfaat pada kehidupan rakyat banyak. 0 Edison Siahaan

Berita Terpopuler
Berita Lainnya
Rabu, 29 Maret 2023
Sabtu, 25 Maret 2023
Jumat, 24 Maret 2023
Senin, 27 Februari 2023
Jumat, 10 Februari 2023
Minggu, 01 Januari 2023
Selasa, 27 Desember 2022
Minggu, 20 November 2022
Rabu, 09 November 2022
Sabtu, 13 Agustus 2022
Sabtu, 04 Juni 2022
Kamis, 02 Juni 2022