Disneyland Paris Panik Dikira Ada Serangan Teroris

Beritabatavia.com - Suasana liburan yang biasanya diselimuti tawa, ceria, riang gembira para keluarga maupun wisatawan yang berwisata di Disneyland di Paris, Perancis, berubah mencekam. Pengunjung pun panik tak karuan. Mereka berlarian untuk menyelematkan diri yang dikira ada serangan teroris.

Padahal, seperti diwartakan AFP, Ahad (24/03/2019) ada kerusakan eskalator uag menimbulkan kericuhan sehingga membuat sebagian orang menyangka hal tersebut merupakan suara senjata Insiden. Ada benturan karena suara, mungkin disebabkan oleh lift atau eskalator yang mengalami kerusakan, kata seorang pejabat manajemen Disneyland.

Manajemen Disneyland juga menyebutkan tidak ada ledakan, penembakan, atau pun korban cedera. Ada kepanikan yang luar biasa, seorang saksi mata bernama Alexia. Semua orang mengira itu serangan. Setelah beberapa menit mereka membuat mengarahkan kami melalui sisu belakang. Ada polisi di mana-mana, ujarnya.

Menanggapi kepanikan pengunjung, Kementerian Dalam Negeri Perancis menyebutkan tidak ada ancaman yang terjadi di Disneyland.
Alarm palsu, pasukan keamanan mengonfirmasi tidak ada ancaman, kicau kementerian melalui Twitter.

Pasukan keamanan Prancis sempat terjun langsung ke lokasi telah Insiden itu terjadi di taman bisnis Disney Village di taman timur Paris, dan mengkonfirmasikan bahwa tidak ada ancaman maupun serangan. Disneyland dalam kndisi aman. Dan suara keras itu disebabkan oleh konveyor atau eskalator yang mengalami rusak.

Atas kejadian itu, pengunjung maupun wisatawan yang berlibur tidak diperbolehkan meninggalkan toko-toko di zona bisnis sementara, ketika pasukan keamanan memeriksa situasi. Operasi polisi akan dihentikan pada malam hari.

Menurut data tahun 2018, sejak dibuka pada tahun 1992 Disneyland Paris dikunjungi lebih dari 320 juta pengunjung. Pada 2017, ada sekitar 14, 8 jutaorang yang mengunjungi Disneyland Paris.  Disneyland Paris mencatat enam persen dari pendapatan pariwisata Prancis dan mempekerjakan 16.000 orang.

Prancis selalu waspada setelah gelombang teror Islamis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tiga bulan yang lalu, seorang warga Strasbourg melakukan serangan di kota asalnya; lima orang akhirnya terbunuh. Negara Islam milisi teroris (IS) mengklaim serangan terhadap pasar Natal. 0 ERZ