Senin, 13 Juni 2011 09:42:06

PRJ Bukan Pasar Rakyat Miskin

PRJ Bukan Pasar Rakyat Miskin

Beritabatavia.com - Berita tentang PRJ Bukan Pasar Rakyat Miskin

Sangat wajar, jika sebagian besar warga Ibukota Jakarta, khususnya dari kalangan yang kurang beruntung dari sisi ekonomi menuding  Pekan Raya ...

PRJ Bukan Pasar Rakyat Miskin Ist.
Beritabatavia.com - Sangat wajar, jika sebagian besar warga Ibukota Jakarta, khususnya dari kalangan yang kurang beruntung dari sisi ekonomi menuding  Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair (JF) bukan untuk rakyat miskin. Karena, seorang warga yang ingin melihat kemeriahan di areal Kemayoran itu, harus membayar tiket masuk sebesar Rp15 ribu rupiah pada hari biasa, dan Rp20 ribu rupiah pada saat hari libur. Artinya, rakyat miskin harus menunda makan sehari untuk bisa menyaksikan PRJ.

Kebenaran tudingan sebagian besar masyarakat Jakarta itu semakin menguat. Jika dilihat dari penjelasan Direktur Utama PT Jakarta International Expo, Sri Hartati Murdaya sebagai pelaksana PRJ. Pihaknya mentargetkan transaksi senilai Rp3,5 Triliun pada PRJ 2011 yang digelar sejak 9 Juni 2011 - 10 Juli 2011. Sehingga, jelas terlihat PRJ sepenuhnya berorientasi pada kegiatan bisnis semata.
Jarak rakyat miskin dengan lokasi PRJ kian menjauh. Disusul sambutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat pembukaan PRJ pada Kamis 9 Juni 2011 lalu. Presiden SBY saat secara khusus mengimbau agar warga Jakarta yang memiliki kemampuan finansial berbelanja di PRJ. Untuk mendorong pergerakan ekonomi, sekaligus meningkatkan pajak yang diterima oleh negara. SBY juga meminta agar warga jangan menyimpan uangnya di bawah bantal. Kalau pajak makin tinggi, penerimaan negara makin besar. Kalau penerimaan negara makin besar, makin banyak yang kita gunakan untuk membiayai pembangunan, membantu rakyat kita, apakah pendidikan, kesehatan, pembangunan infrastruktur, pengurangan kemiskinan, dan lain-lain, kata Presiden dalam sambutannya.

Hanya Kegiatan Bisnis

PRJ 2011 yang setiap tahunnya digelar untuk menyambut HUT Jakarta ke 484 terkesan hanya merupakan kegiatan bisnis semata. Tanpa ada ruang bagi  rakyat ibukota  untuk ikut menikmati kemeriahan perayaan HUT Jakarta. Pasalnya, semua kegiatan disertai dengan biaya tinggi untuk kalangan rakyat yang kurang mampu. Kemegahan dan kemewahan yang ada di PRJ, hanya bisa kita lihat saja, karena semuanya harganya mahal,kata Faisal (35) seorang warga asli Kemayoran. Menurutnya, areal PRJ hanya untuk orang-orang yang mampu secara ekonomi, karena semua yang disajikan harus dibayar dengan uang yang jumlahnya tak terjangkau kalangan warga miskin. Kita hanya kebagian gemerlap sinar lampunya saja, kata Faisal dengan senyum pahit di bibirnya. Padahal, dia melanjutkan, PRJ sudah digelar selama 18 tahun di wilayahnya, Kemayoran.

PRJ pertama kali dengan nama Djakarta Fair diselenggarakan di kawasan Monas tanggal 5 Juni hingga 20 Juli 1968 dan dibuka oleh Presiden Soeharto. Kemudian berubah menjadi Jakarta Fair yang kemudian lebih popular dengan sebutan Pekan Raya Jakarta. Sejak itu, PRJ menjadi tradisi tahunan dalam rangka menyambut hari ulang tahun kota Jakarta yang jatuh pada  setiap tanggal 22 Juni. Pasar malam ini umumnya digelar selama sebulan, meskipun pada 1969 pernah berlangsung hingga 71 hari. Bahkan,  pernah dikunjungi Presiden AS Richard Nixon, yang kebetulan sedang berkunjung ke Indonesia.
Gagasan penyelenggaraan PRJ  bermula dari Gubernur DKI Ali Sadikin saat itu yang menginginkan Jakarta memiliki agenda pameran besar tahunan yang diselenggarakan dalam waktu yang cukup panjang. Namun, pasar malam itu sebetulnya cuma reinkarnasi dari Pasar Gambir yang sempat lama dikenal warga Jakarta di zaman kolonial. Bedanya, kalau PRJ diadakan dalam rangka menyambut HUT Jakarta, Pasar Gambir diselenggarakan untuk merayakan hari ulang tahun Ratu Wilhelmina, yang lahir pada 31 Agustus 1880. Bahkan, seperti PRJ sekarang, Pasar Gambir juga diramaikan ratusan restoran, kafe, dan pedagang kaki lima. Entah kapan kerak telur ditemukan.
 
Diikuti 2600 Perusahaan
 
Guna memeriahkan PRJ dan pelaksanaannya lebih sah dan resmi, serta menjadi agenda tahunan, maka Pemerintah DKI mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) No  8 tahun 1968. Sekaligus membentuk sebuah yayasan dengan Yayasan Penyelenggara Pameran dan Pekan Raya Jakarta. Menurut Perda tersebut, tugas yayasan ini bukan hanya menyelenggarakan PRJ saja tetapi juga sebagai penyelenggara arena promosi dan hiburan Jakarta (APHJ).
Kegiatan PRJ 2011 tercatat di ikuti sebanyak 2600 perusahaan dengan 1300 stand. Peserta terdiri dari perusahaan yang memproduksi berbagai macam barang termasuk badan usaha milik negara (BUMN). Serta hampir seluruh pemerintah provinsi di Indonesia yang membawa ratusan sektor usaha binaannya.
Menurut  Sri Hartati Murdaya, kegiatan PRJ  2011 dibuka setiap hari mulai tanggal 9 Juni 2011, pukul 15.30 hingga 22.00 pada hari biasa, sedangkan pada hari libur (Sabtu, Minggu) mulai pukul 10.00 hingga 23.0. Pelaksanaan berlangsung selama 32 hari dengan harga tiket masuk Rp 15.000 pada hari biasa dan Rp 20.000 hari libur.

Gemerlap PRJ Jauh dari Rakyat

PRJ 2011 menargetkan akan dikunjungi sekitar empat juta orang. Guna mencapai target tersebut, pelaksana menggelar berbagai kegiatan yang lebih dahsyat dan semarak serta tampil beda dengan PRJ tahun sebelumnya.
Managing Direktor JIExpo Budi Santoso menjelaskan, PRJ memamerkan berbagai produk unggulan dari berbagai skala usaha besar, menengah, kecil serta koperasi seluruh Indonesia. Menurutnya, Jakarta Fair turut mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Ia menambahkan, PRJ 2011 akan dimeriahkan 100 grup band ngetop Ibukota, dan pesta kembang api spektakuler, serta  malam muda-mudi. Kemudian berbagai kegiatan menarik lainnya seperti pemilihan Miss Jakarta Fair, panggung kesenian budaya, karnaval, serta promosi menarik.

Untuk menciptakan keamanan dan kelancaran PRJ 2011, juga sudah disiapkan aparat keamanan dengan koordinasi TNI dari Kodam Jaya, Marinir, Polri dan Satpol PP.  Hal itu perlu, karena pelaksana PRJ menyiapkan tiga panggung musik  sebagai arena pertunjukan yang akan digelar oleh 100 musisi papan atas ibukota dengan total 250 grup band,selama 32 hari. Namun, aksi para artis papan atas itu akan menuai kesulitan bagi sebagian besar warga ibukota khususnya yang belum beruntung dari sisi ekonomi. Karena, harus menyisakan uangnya sebesar Rp15.000 dan Rp20.000 untuk membayar tiket masuk. Perayaan HUT Jakarta yang diawali dengan PRJ, sekaligus kian menjauhkan rakyatnya dari kota Jakarta. 0 tim

 

Berita Terpopuler
Berita Lainnya
Sabtu, 11 Februari 2023
Rabu, 14 Desember 2022
Sabtu, 19 November 2022
Jumat, 17 Juni 2022
Selasa, 19 April 2022
Senin, 18 April 2022
Rabu, 13 April 2022
Senin, 07 Maret 2022
Sabtu, 26 Februari 2022
Senin, 21 Februari 2022
Jumat, 18 Februari 2022
Kamis, 17 Februari 2022