Belum ditemukan vaksin untuk melawan dan menyembuhkan orang yang terinfeksi virus corona atau covid-19. Berbagai langkah efektif yang dilakukan adalah upaya pencegahan untuk mengendalikan penyebaran dan penularannya. Sayangnya, upaya pencegahan pun tidak berjalan maksimal.
Ironisnya, ditengah pesatnya peningkatan jumlah yang positif tertular virus covid-19 diberbagai wilayah, seperti DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat maupun wilayah di luar Pulau Jawa. Justru kepedulian dari sebagian besar masyarakat semakin menurun. Pelanggaran protokol kesehatan terjadi diberbagai tempat dan wilayah. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta imbauan maupun anjuran pemerintah lainnya pun dicuekin. Tim medis yang berjuang merawat warga yang tertular covid-19 juga mulai kelelahan.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19, Achmad Yurianto, menegaskan, PSBB dan larangan mudik, serta imbauan stay at home, work from home, sosial distancing dan physical distancing, wajib menggunakan masker dan cuci tangan dengan sabun, adalah upaya efektif untuk memutus rantai penyebaran dan penularan covid-19.
“Kebijakan dan anjuran pemerintah tersebut merupakan persyaratan mutlak agar terhindar dari penularan covid-19. Maka laksanakan dengan displin yang ketat,” kata Achmad Yurianto, Minggu (24/5).
Up date covid-19 DKI
Achmad Yurianto meminta , PSBB yang telah dilaksanakan di wilayah DKI sejak 10 April 2020 dan sejumlah daerah lainnya, terus dimaksimalkan. Agar penyebaran dan penularan virus corona di wilayah DKI Jakarta tidak terus bertambah dari hari ke hari. Seperti up date informasi berdasarkan data berbasis laporan dari fasilitas kesehatan diwilayah DKI Jakarta yang dilaporkan ke Kementerian Kesehatan RI, Minggu 24 Mei 2020.
Positif + 118 orang = 6.561 orang
Sembuh + 7 orang = 1.594 orang
Meninggal + 1 orang = 505 orang
Dirawat + 25 orang = 2.031 orang
Isolasi mandiri + 85 orang = 2.431 orang
Up date Covid-19 Nasional
Sementara update informasi secara nasional berdasarkan data yang dikumpulkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 dari dari rumah sakit yang menangani covid-19 di berbagai wilayah Indonesia, hingga Minggu 24 Mei 2020, pukul 12.00 WIB.
Pasien positif + 526 orang = 22.271 orang.
Pasien sembuh + 153 orang = 5.402 orang.
Pasien meninggal + 21 orang = 1.372 orang.
Up date virus Covid-19 di 34 Provinsi
Kemudian up date informasi berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 yang diambil dari 34 Provinsi dan 404 Kabupaten/ Kota di Tanah Air pada Minggu 24 Mei 2020 pukul 12.00 Wib. Jumlah kasus terkonfirmasi positif di :
DKI Jakarta = 6.515 kasus
Jatim = 3.596 kasus
Jabar = 2.045 kasus
Jateng = 1.288 kasus
Sulsel = 1.265 kasus
Banten = 768 kasus.
Sumsel = 725 kasus
Kalsel = 590 kasus
Papua = 494 kasus
NTB = 472 kasus
Sumbar = 443 kasus
Bali = 388 kasus
Sumut = 294 kasus
Kalteng = 292 kasus
Kaltim = 274 kasus
DIY = 225 kasus
Sulawesi Tenggara = 215 kasus
Sulawesi Utara = 201 kasus
Kalimantan Barat = 168 kasus
Kalimantan Utara = 163 kasus
Maluku = 157 kasus
Kepri = 150 kasus
Papua Barat = 129 kasus
Sulteng = 119 kasus
Riau = 110 kasus
Lampung = 105 kasus
Maluku Utara = 99 kasus
Jambi = 91 kasus
Sulawesi Barat = 86 kasus
NTT = 79 kasus
Bengkulu = 69 kasus
Gorontalo = 49 kasus
Bangka Belitung = 39 kasus
Aceh = 19 kasus.
Achmad Yurianto mengingatkan, peningkatan jumlah penularan dan wilayah penyebaran adalah bukti agar kita lebih waspada dan tetap menaati imbauan dan anjuran pemerintah.
“Tidak keluar rumah dan tidak mudik adalah langkah tepat untuk menyelamatkan diri sendiri dan keluarga dari ancaman covid-19,” kata Achmad Yurianto, Minggu (24/5).
Dia memastikan, wabah virus corona tetap menjadi prioritas pemerintah melalui kementerian dan lembaga serta unsur lainnya yang dikordinir oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Berbagai upaya telah dilakukan seperti test real time specimen lebih dari 248 ribu sampel dengan menggunakan metoda Polymarace Chain Reaction (PRC) di 66 laboratorium dan Test Cepat Molekuler (TCM) di 10 laboratorium.
Serta berupaya mencapai target pemeriksaan sampel sebanyak 10 ribu per hari. Kemudian membatasi kunjungan orang ke rumah sakit, dengan membuka lebih banyak konsultasi telemedis yang dapat dimanfaatkan masyarakat.
Tetapi, kata Achmad Yurianto, upaya yang dilakukan pemerintah akan maksimal dan efektif, bila semua pihak taat dan displin melaksanakan protokol kesehatan penanganan covid-19. O son