Selasa, 27 April 2021 17:17:48

SETARA : Kesampingkan HAM Potensi Memicu Spiral Kekerasan Berlanjut di Papua

SETARA : Kesampingkan HAM Potensi Memicu Spiral Kekerasan Berlanjut di Papua

Beritabatavia.com - Berita tentang SETARA : Kesampingkan HAM Potensi Memicu Spiral Kekerasan Berlanjut di Papua

Setara Insitute mengingatkan agar duka akibat konflik tidak menimbulkan spiral kekerasan yang terus berlanjut dan mengakibatkan semakin banyaknya ...

SETARA : Kesampingkan HAM Potensi Memicu Spiral Kekerasan Berlanjut di Papua Ist.
Beritabatavia.com - Setara Insitute mengingatkan agar duka akibat konflik tidak menimbulkan spiral kekerasan yang terus berlanjut dan mengakibatkan semakin banyaknya korban berjatuhan, terutama dari masyarakat sipil. Seperti peristiwa di Papua pada Minggu 25 April 2021, membuat kita kembali berduka atas gugurnya putra terbaik Indonesia Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Daerah Papua, Brigjen TNI Putu IGP Dani NK  yang ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Wakil ketua Setara Institute, Bonar Tigor Naipospos merespon pernyataan Ketua MPR RI,  Bambang Soesatyo, yang meminta aparat keamanan menurunkan kekuatan penuh dan menumpas habis KKB di Papua, dan meletakkan urusan HAM sebagai urusan belakangan, justru dapat memicu berkembangnya spiral kekerasan dan kompleksitas persoalan konflik di Papua.

Menurut Bonar, berkembangnya spiral kekerasan hanya akan mengakibatkan semakin banyaknya korban berjatuhan, terutama dari masyarakat sipil. Bahkan pada Kamis (8/4), dua orang guru SD juga menjadi korban penembakan karena dianggap sebagai pendatang yang bertugas sebagai mata-mata.
"Berbagai kasus penembakan yang memakan korban jiwa, terutama dari masyarakat sipil, semakin memperlihatkan pendekatan keamanan tidak menjadi jawaban atas persoalan konflik di tanah Papua," kata Bonar Tigor Naipospos.

Sementara peneliti HAM dan sektor keamanan SETARA Institute, Ikhsan Yosarie, mengatakan,  meletakkan HAM sebagai urusan belakangan, secara eksplisit tidak kondusif terhadap penyelesaian konflik Papua. Pendekatan halus (soft approach) dalam bentuk negosiasi yang dilakukan terhadap GAM di Aceh seharusnya dapat menjadi pembelajaran. Terlebih, para aktor yang terlibat ketika itu masih dapat dijumpai.
Ikhsan menjelaskan, melalui strategi ini kelompok eks kombatan GAM yang dipimpin Din Minimi telah menyerahkan diri pada 2015 lalu. Penyerahan diri Din Minimi itu kemudian diikuti oleh 120 orang anak buahnya dan menyerahkan persenjataan yang mereka pegang. Dengan demikian, penyelesaian konflik dapat dilakukan tanpa memakan korban jiwa lagi, terutama dari masyarakat sipil.

Setara Institute mendesak, agar penyelesaian konflik di Papua, diawali oleh kedua belah pihak untuk melakukan kesepakatan penghentian permusuhan (cessation of hostilities) agar dialog mencari jalan damai dapat dilakukan. Kemudian mengedepankan penegakan hukum. Upaya perlu dilakukan untuk mengeliminasi kekuatan bersenjata sebagai sarana solutif,  penyelesaian, ataupun pemecah masalah keamanan. o son

Berita Lainnya
Rabu, 14 Agustus 2024
Minggu, 11 Agustus 2024
Jumat, 09 Agustus 2024
Jumat, 09 Agustus 2024
Kamis, 01 Agustus 2024
Rabu, 31 Juli 2024
Sabtu, 27 Juli 2024
Sabtu, 27 Juli 2024
Jumat, 19 Juli 2024
Kamis, 18 Juli 2024
Sabtu, 13 Juli 2024
Jumat, 12 Juli 2024