Beritabatavia.com -
PEKANBARU - Anies Baswedan mengatakan bahwa politik identitas tidak bisa dihindari dan permisif pertentangan perbedaan suku ras agama dan golongan untuk mendapat simpatik rakyat guna merebut kekuasaan dinilai sangat bertentangan dengan falsafah bangsa Indonesia yakni Pancasila.
Bakal Calon Presiden (Bacapres) yang diusung Partai NasDem itu tidak akan pernah peduli perpecahan yang disebabkan akibat dari politik identitas yang dimainkannya untuk merebut kekuasaan.
Hal itu disampaikan Kordias Pasaribu SH MSi, politisi PDI Perjuangan Provinsi Riau menanggapi pernyataan Anies Baswedan saat menghadiri forum diskusi dengan pemimpin dan kepala redaksi media massa di Surabaya yang diselenggarakan Partai NasDem.
Dimana sebelumnya dalam acara bertajuk 'Chief Editors Meeting bersama Mas Anies Baswedan', Anies sempat disinggung soal isu politik identitas yang kerap menyerang dirinya.
"Pernyataan Anies itu menandakan dia tidak peduli perpecahan dalam bangsa ini. Bagi Anies kemenangan mutlak meskipun harus mengorbankan persatuan dan kesatuan bangsa ini, dan tentunya dia akan sangat berdosa kepada pendiri bangsa ini yang telah mempertaruhkan nyawa dan materi untuk mepersatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini " kata Kordias Pasaribu SH MSi kepada wartawan, Minggu (19/3/2023] di Pekanbaru.
Pasalnya terang Kordias Pasaribu, cara pemikiran Anies, untuk merebut kekuasaan hanya mengandalkan pertentangan perbedaan suku, ras, agama, menggambarkan secara gamblang bahwa Bacapres Partai nasDem itu tidak peduli dengan falsafah bangsa Indoensia yakni Pancasila dengan semangat persatuan.
"Hal itu lah yang tidak bisa diterima oleh PDI Perjuangan yang berideologi Pancasila. Selain itu juga pemikiran Anies sangat bertolak belakang dengan cita-cita bapak pendiri bangsa iini, Bung Karno tentang persatuan dan kesatuan. Jadi wajar jika Anies dijuluki bapak Politik Identitas" tukas Dias panggilan akrab Wakil Ketua DPRD Riau periode 2014-2019 ini.
Dikatakan Kordias Pasaribu, sosok Anies Baswedan ini jika dicermati akan selalu berpolitik fokus target kekuasaan, dan menggunakan politik identitas sebagai andalannya lantaran tak punya prestasi.
"Kami di PDI Perjuangan sangat jelas dididik oleh ibu Ketua Umum, Hajjah Megawati Soekarnoputri untuk mencintai proses dan menjalaninya dengan tekun dan sabar, kurang apa lagi pengalaman ibu Megawati atau PDI Perjuangan di bangsa ini, PDI Perjuangan pernah pemenang pemilu tapi tidak jadi presiden, PDI Perjuangan juga pernah jadi pemenang pemilu juga tidak jadi ketua DPR RI, meskipun begitu belum pernah satu kata pun dari ibu Mega berbicara yang memecah belah bangsa " ungkap Dias yang juga Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) DPR RI dari daerah pemilihan Riau 1 ini.
"Terlalu mahal yang harus kita bayar jika hanya karena kekuasaan kita halalkan segala cara untuk memuaskan nafsu kekuasaan, menyebabkan perpecahan kepada anak-anak bangsa ini " tukas Dias.
Anies Baswedan dalam i forum diskusi dengan pemimpin dan kepala redaksi media massa di Surabaya yang diselenggarakan Partai NasDem. Dalam acara bertajuk 'Chief Editors Meeting bersama Mas Anies Baswedan itu mengatakan politik identitas tak bisa dihindari.
"Politik identitas itu adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Misalnya calon yang bersaing adalah laki-laki dan perempuan, maka di situ ada identitas gender," papar Anies di Hotel Shangri-La Surabaya, Jumat (17/3/2023) malam dilansir dari detik.com.
Dia mengisahkan dirinya sewaktu merebut kekuasaan pada Pilkada DKI 2017. Dia membeberkan bahwa lawannya ketika itu beda agama. Lantas dia berpasangan dengan Sandiaga Uno melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.
"Yang terjadi pada 2017, calon yang bersaing agamanya berbeda. Maka identitasnya yang terlihat adalah agama. Itu akan terus terjadi selama calonnya punya identitas berbeda, baik gender, suku, maupun agama," jelas Anies.
Bahkan kata dia dirinya, tak masalah bagi siapapun untuk tidak suka kepadanya lantaran merebut kekuasan dengan politik identitas.
"It doesn't matter if you don't like me, tidak masalah jika anda tidak suka dengan saya. Tapi saya akan selalu mengajak siapapun untuk berdiskusi, bersama-sama membangun gerakan-gerakan yang kontributif membawa perubahan," sebut Anies. (*)