Beritabatavia.com -
Banda Aceh - Pelabuhan penyeberangan di Aceh memainkan peran penting sebagai titik konektivitas transportasi dengan wilayah kepulauan, baik untuk angkutan barang maupun orang.
Berdasarkan data Dinas
Perhubungan (Dishub) Aceh, dari total sembilan pelabuhan penyeberangan yang ada, Pelabuhan Ulee Lheue di Banda Aceh menjadi pelabuhan tersibuk di Aceh. Pada tahun 2021, tercatat 2.581 trip penyeberangan, meningkat menjadi 2.769 trip pada 2022, dan sedikit menurun menjadi 2.450 trip pada
Posisi kedua ditempati oleh Pelabuhan Balohan di Sabang, dengan 2.323 trip pada 2021, meningkat menjadi 2.453 trip pada 2022, dan 2.203 trip pada 2023.
Pelabuhan Sinabang di Simeulue menempati posisi ketiga dengan 284 trip pada 2021, meningkat menjadi 360 trip pada 2022, namun menurun menjadi 267 trip pada 2023. Sementara itu, Pelabuhan Singkil mencatat 272 trip pada 2021, turun menjadi 206 trip pada 2022, dan 200 trip pada 2023.
Pelabuhan Lamteng (Pulo Nasi) di Aceh Besar mencatat 241 trip pada 2021, menurun menjadi 229 trip pada 2022, dan 186 trip pada 2023.
Pelabuhan Pulau Banyak di Aceh Singkil mencatat 214 trip pa menurun drastis menjadi 148 p 21, pada 2022, dan 132 trip pada 2023.
Selain itu, terdapat tiga pelabuhan dengan aktivitas penyeberangan yang sangat rendah, yaitu Pelabuhan Kuala Bubon di Aceh Barat, Pelabuhan Seurapong di Pulo Aceh, Aceh Besar, dan Pelabuhan Labuhan Haji di Aceh Selatan. Ketiga pelabuhan ini masing-masing mencatat penyeberangan di bawah angka 100 pada tahun 2023.