Beritabatavia.com -
Volume sampah saat Lebaran Idul Fitri 1438 Hijriah di Jakarta Timur (Jaktim) mencapai 1.870 ton. Untuk mengatasi itu, Petugas kebersihan disiagakan di lokasi rawan sampah. Karena tak ingin Jaktim kotor, berbau dan mengganggu pemandangan kota.
Kepala Seksi Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Timur, Wahyudi Rudianto mengatakan, penanganan sampah pada Selasa (27/6) ini difokuskan pada lokasi yang dianggap rawan sampah. Terutama di pinggir jalan besar akibat warga yang membuang sampah sembarangan.
Kemudian antisipasi juga dilakukan di depo atau tempat penampungan sampah sementara (TPSS) yang menumpuk. Sebab banyak petugas kebersihan di lingkungan maupun PHL yang libur. Termasuk sampah yang ada di pasar pasar tradisional.
Hari kedua lebaran ini kita fokus penanganan sampah di pinggir jalan. Karena banyak petugas kebersihan di wilayah libur dan warga membuang sampah sembarangan di pinggir jalan, kata Wahyudi.
Menurutnya, volume sampah di hari kedua lebaran ini dipastikan menurun dibanding saat hari pertama lebaran. Sebab banyak kegiatan masyarakat yang berujung pada menyisakan sampah.
Diketahui, volume sampah yang berhasil dikumpulkan Minggu (25/6) sekitar 1.870 ton. Sampah dikumpulkan dari pinggir jalan, tempat ibadah, terminal/stasiun, jembatan dan flyover. Seluruh sampah langsung dibuang ke TPA Bantar Gebang, Bekasi, tandasnya.
Semantara itu, Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, ramai dikunjungi peziarah saat lebaran. Untuk antisipasi bertambahnya sampah, pihak pengelola menyiapkan puluhan kantong plastik yang disebar di area pemakaman.Pengawas TPU Tanah Kusir, Sobari mengatakan, pihaknya telah menyiapkan 70 kantong plastik tambahan untuk tempat sampah peziarah."Kami
sediakan di setiap radius 200 meter, sehingga pengunjung dapat dengan
mudah membuang sampah di sini," kata Sobari, Selasa (27/6).
Bukan
hanya masalah kebersihan, hari ini, jumlah peziarah diperkirakan
meningkat hingga 50 persen dari hari biasanya. Sehingga kantong parkir
yang yang ada di TPU tidak mencukupi."Agar tidak semrawut,
warga turut membantu peziarah memarkirkan kendaraan dan menata
kendaraanya. Jadi di wilayah ini tidak macet, meski banyak kendaraan
yang pakir," tandasnya. o bjo