Selasa, 23 Juli 2019 17:58:07
Lidah Mertua Gratis Bukan Solusi Tekan Polusi Udara Jakarta
Lidah Mertua Gratis Bukan Solusi Tekan Polusi Udara Jakarta
Beritabatavia.com - Berita tentang Lidah Mertua Gratis Bukan Solusi Tekan Polusi Udara Jakarta
WACANA menanam lidah mertua (sansevieria trifasciata) yang didengungkan Gubernur DKI Jakatrta Anies Baswedan untuk mengurangi polusi udara di ...
Ist.
Beritabatavia.com -
WACANA menanam lidah mertua (sansevieria trifasciata) yang didengungkan Gubernur DKI Jakatrta Anies Baswedan untuk mengurangi polusi udara di Jakarta, menuai kritik pedas. Juru kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Ariyanu, menyatakan pemerintah DKI seharusnya fokus mengendalikan sumber pencemaran. Pembagian tanaman lidah mertua bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi polusi udara di wilayah DKI Jakarta
Selama sumbernya tidak dikendalikan, mau berapa tanaman lidah mertua tidak akan cukup karena polutannya akan terus bertambah. Menanam lidah mertua hanya bermanfaat memproteksi kualitas udara Jakarta untuk sementara waktu. Sedangkan solusi jangka panjang agar DKI terbebas dari polutan adalah dengan mengendalikan sumber pencemarannya. Apabila sumbernya tidak dikendalikan akan percuma. kata Bondan di Jakarta, Selasa (23/07/2019).
Dilanjutkan, rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengurangi polusi udara dengan membagikan tanaman lidah mertua memang tidak salah. Pasalnya, menurut Badan Aeronautika dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), tanaman jenis Sansevieria trifasciata memiliki kemampuan menyerap racun di udara.
Tapi masak iya solusinya hanya bagi-bagi lidah mertua? Lah cerobong-cerobong yang masih mengeluarkan asap, knalpot-knalpot yang masih mengeluarkan gas buang berwarna hitam, sampah yang masih dibakar mau diapakan? tanyanya sambil menambahkan pengendalian polusi udara seharusnya dilakukan dari sumber pencemarnya.
Direktur Eksekutif Walhi Jakarta Tubagus Soleh Ahmadi tak menampik tanaman lidah mertua dapat mengurangi tingkat polutan. Namun, cara itu berfungsi hanya untuk polusi lokal seperti di dalam rumah. Itu pun tidak signifikan efeknya.
Masyarakat akan tetap terpapar polutan jika input atau sumber-sumbernya tidak dibatasi, ucap dia. Kalau pemda mengatakan itu sebagai solusi, kami kira pemda tidak menangkap masalah utamanya.
Bondan dan Tubagus menanggapi program DKI di bawah Gubernur Anies Baswedan yang sedang melelang pengadaan dalam jumlah besar tanaman lidah mertua (sansevieria trifasciata). Lidah mertua akan ditanam di atap-atap gedung perkantoran di Ibukota sebagai salah satu cara mengurangi polusi udara.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Darjamuni menerangkan bahwa rencananya penanaman dilakukan pertama-tama di atap kantor dinas yang dipimpinnya sebagai percontohan. Selanjutnya anak buah Anies tersebut berharap penanaman diperluas ke kantor-kantor suku dinas dan wali kota di DKI Jakarta.
Menurut data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, 75% pencemaran udara berasal dari transportasi darat, 9% dari pembangkit listrik dan pemanas, 8% dari industri, dan 8% dari domestik.
Pertanyaannya, kata Bondan, berapa persen target pengurangan pencemaran udara yang ditetapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mewujudkan udara Jakarta yang lebih bersih pada 2030. Lalu berapa anggaran yang disiapkan untuk menurunkan persentase emisi transportasi, industri, pembakaran sampah di Jakarta? imbuhnya.
Pakar tanaman hutan kota Endes N Dahlan sebelumnya, mengatakan tanaman pepohonan lebih efektif menyerap pencemar udara dibandingkan dengan tanaman jenis lain. Mawar, anggrek, lidah mertua juga bisa, tapi tidak setinggi tanaman pepohonan kemampuan serapan polutannya, katanya.
Ia mengatakan, tanaman pepohonan mampu menyerap polutan lebih tinggi karena memiliki jumlah daun lebih banyak. Semua daun bisa menyerap dan menjerap. Tapi jumlah daunnya banyak tidak? Luas tidak?
Pohon yang daunnya lebar dan berdaun banyak seperti trembesi, ia melanjutkan, mempunyai kemampuan tinggi menyerap pencemar berupa gas dan menjerap polutan yang berbentuk debu. 0 TMP