Polisi Tak Berdaya

Beritabatavia.com - Tidak ada tempat di Jakarta bagi orang yang melanggar hukum, siapapun memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum, setidaknya kita  merasakan kenyamanan bila menyimak pernyataan Gubernur DKI Fauzi Bowo ini. Selain pernyataan yang menunjukan adanya kepastian hukum, juga menjadi jaminan bagi masyarakat adanya rasa aman, nyaman dan  tertib saat menjalankan aktivitas.

Namun,  untuk mewujudkan keinginan itu bukan hal yang  mudah. Bahkan, belakangan ini rasa aman dan nyaman sudah menjadi barang mewah, harga mahal dan langka. Bahkan, pelaksanaan penegakan hukum, justru memicu terjadinya praktik-praktik pelanggaran hukum.

Pola keamanan yang dilakukan kepolisian, sering tidak  menunjukan rasa keadilan. Polisi kerap bertindak toleran terhadap kelompok yang     bertindak memaksakan kehendak dan merampas HAM rakyat. Aparat polisi   membiarkan para kelompok tertentu berkeliaran menenteng senjata tajam dan melakukan aksi kekerasan. Sejumlah peristiwa kekerasan hingga menimbulkan jatuh korban, seakan tak pernah usai dari kehidupan masyarakat.  
 
Kondisi kian parah, karena tindakan kepolisian yang tidak antisipatif dan terkesan tidak memiliki strategi khusus. Sehingga, aparat penegak hukum sering justru bergabung dalam pembangkangan hukum. Penyelesaian hukum tanpa keadilan kerap dipertontonkan aparat penegak hukum dinegeri ini.Polisi tidak menyentuh kelompok penyerang (perpetrators),dan   membiarkan pihak yang menjadi korban (victims).Akibat tindakan diskriminatif dari kepolisian yang tidak menyelesaikan substansinya, sehingga  memunculkan konflik-konflik laten yang berkepanjangan.  

Polri harus bertanggung jawab atas ketidak amanan dan kenyamanan  yang dirasakan masyarakat. Polri harus segera membenahi ketidak berdayaannya dengan memperbarui strategi. Sehingga sistim yang terbangun menjamin  tujuan perlindungan, penegakan hukum, dan pemenuhan HAM (minoritas)  rakyat. 0 Edison Siahaan