Beritabatavia.com -
Kemarau panjang akan menimbulkan kekeringan yang kemudian potensi menjadi gangguan bagi setiap mahluk hidup saat melaksanakan aktivitas maupun kehidupan itu sendiri. Tatkala terjadi kekeringan, kesulitan air, panen yang gagal merupakan pertanda musim kemarau sedang melanda,sekaligus memberikan makna kehidupan sedang dalam kondisi terancam.
Tatkala kering dianalogikan dalam kehidupan, maka yang terjadi adalah tiadanya atau minimnya prestasi, apresiasi bahkan kehidupan spiritual yang dangkal dan membuat potensi-potensi konflik sangat mudah dipicu hingga akhirnya meledak.
Sedangkan dalam karya seni yang kering, dapat dipahami tanpa makna, nilai estetis yang dangkal. Tatkala kita analogi dalam birokrasi yang kering maka dapat dilihat dalam pelayanan-pelayanan publik yang sarat dengan berbagai kepentingan.
Kering sebagai simbol ketiadaan jiwa dan kehidupan, yang tentu kontra produktif. Tiadanya kepekaan dan kepedulian akan kualitas hidup. inikah akar munculnya berbagai mafia ? Bisa saja demikian karena kebanggaan dan kecintaan akan pekerjaan bukan pada yang hakiki melainkan pada kebanggaan-kebanggan semu dan sesaat. Dalam hidup dan kehidupan diperlukan adanya rasa dan adanya pengharapan atas refleksi hidup dan kehidupan itu sendiri.
Hidup ada karena jiwa sebagai bagian hakiki yang menjadi penghidup, jiwa dalam kehidupan bukan semata-mata materi tetapi ada suatu spirit untuk berkorban dan kerelaan memberikan jiwa para pelakunya,terutama bagi para pemimpinya.
Dalam birokrasi kering akan berdampak luas dan menimbulkan berbagai pelayanan yang menyimpang dari apa yang semestinya. Birokrasi yang kering akan mematikan yang dilayaninya, karena kering akan menjadi momok yang menakutkan sebab tanpa jiwa dan menghilangkan keutamaan.Semoga kering yang berkepanjangan dihapus dengan turunnya hujan yang bisa memberikan kesegaran dalam kehidupan. O Kombes DR CdL
Ist.
