Sabtu, 14 April 2012 12:46:08
Ludruk Vs Geng Motor
Ludruk Vs Geng Motor
Beritabatavia.com - Berita tentang Ludruk Vs Geng Motor
Di era reformasi saat ini, tidak ada larangan bagi anggota polisi untuk ikut berperan dalam dunia hiburan. Maka tidak perlu heran, apabila ...
Ist.
Beritabatavia.com -
Di era reformasi saat ini, tidak ada larangan bagi anggota polisi untuk ikut berperan dalam dunia hiburan. Maka tidak perlu heran, apabila Kapolda Metro Jaya Irjen DR Untung Rajab berada di atas panggung Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Pusat, bermain Ludruk, pada Kamis (12/4) malam.
Kepiawaian Kapolda berperan sebagai Cak Untung dalam lakon ' Sarip Tambak Oso' saat pementasan Ludruk tersebut mendapat pujian dan kagum para penonton. Bahkan, sejumlah pemain Ludruk mengaku salut, karena Jenderal polisi itu mampu membuat penonton tertawa. Akting Pak Kapolda natural dan tidak dibuat-buat, sama seperti saat latihan, ujar Uut Permatasari, usai pementasan di TIM, Kamis (12/4) malam.
Kita juga tidak perlu heran, kalau Kapolda piawai diatas panggung. Karena kesuksesan Kapolda itu diawali dengan ketekunan dan konsenterasi saat berlatih, yang sudah pasti membutuhkan waktu. Apalagi Untung adalah seorang Kapolda, sehingga sarana dan prasarana pendukung hampir dipastikan lebih dari cukup.
Maka, tidak heran kalau Jenderal berbintang dua ini mampu beradu akting dengan beberapa artis ibu kota dalam ludruk yang digelar kurang lebih dua jam itu. Juga tidak heran, kalau Kapolda Untung bangga atas kemampuannya berperan, sehingga berharap pementasan kesenian mampu memacu generasi muda untuk ikut melestarikan warisan budaya.
Sayangnya, kemampuan yang didukung sarana dan prasarana yang dimiliki Kapolda Untung tidak digunakan untuk melaksanakan tugas pokok sebagai Kapolda, untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.
Sehingga, beberapa saat setelah Kapolda Untung Rajab berperan di atas panggung, persisnya,Jumat (13/4) subuh. Sekitar dua ratusan pengendara motor (geng motor) bebas menggelar akting Ludruk di jalanan. Dilengkapi senjata tajam berupa golok, bambu runcing dan berbagai jenis senjata tajam lainnya, anggota geng motor mengamuk menebar teror menakutkan. Mereka memecah keheningan Jumat subuh di sekitar wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Timur dan Utara menjadi pilu.
Ironisnya, aksi brutal ratusan anggota geng motor sepanjang malam hingga subuh Jumat (13/4) hingga menelan korban jiwa dan melukai sejumlah warga, nyaris tak diketahui oleh polisi. Padahal, Polda Metro Jaya memiliki sekitar 25 ribu personil. Lalu kemana dan dimana serta apa peran polisi ? Apakah, malam itu seluruh anggota Polda Metro Jaya wajib menonton pementasan Kapolda Untung. Membuat mereka kelelahan usai tertawa terbahak-bahak menyaksikan kepiawaian pimpinannya berakting di atas panggung,sehingga mereka tertidur pulas ?
Selain menakutkan warga Jakarta, aksi teror para anggota geng motor juga merupakan pesan bahwa aksi panggung Kapolda tak sehebat aksi geng motor. Sekaligus menuai pertanyaan warga Jakarta, ihwal keberadaan polisi untuk menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat.
Pantas pula, jika masyarakat Jakarta mengatakan, pemerintah tidak mampu melindungi dan mengayomi rakyatnya. Karena, tidak masuk akal sehat jika 200 pengendara motor tanpa menggunakan helm membawa berbagai jenis senjata tajam, bebas melakukan aksi kekerasan hingga menewaskan dan melukai sejumlah warga, tidak diketahui polisi. Padahal,seperti biasanya polisi cepat tau, jika ada seorang pengendara motor tidak menggunakan helm. Sangat pantas pula, apabila masyarakat mengatakan, bahwa di negeri ini tidak lagi ada rasa aman, nyaman. Sehingga hidup di negeri ini tidak pernah luput dari ancaman.0 edison siahaan