Senin, 21 Januari 2013 17:28:07
AHLI BANJIR
AHLI BANJIR
Beritabatavia.com - Berita tentang AHLI BANJIR
Tidak perlu ada yang komplein, jika Suwarno warga Kebunanas Jakarta Timur mengaku sebagai ahli banjir, meskipun latar belakang pendidikannya hanya ...
Ist.
Beritabatavia.com -
Tidak perlu ada yang komplein, jika Suwarno warga Kebunanas Jakarta Timur mengaku sebagai ahli banjir, meskipun latar belakang pendidikannya hanya jebolan sekolah lanjutan atas. Lantaran, setiap banjir melanda Jakarta, hanya dirinya yang bertindak untuk menyelamatkan keluarganya dan harta bendanya dari ancaman banjir.
Menurut Suwarno, para ahli banjir di negeri ini biasanya muncul saat musim kemarau. Apalagi saat menjelang Pilkada, orang-orang yang mengaku ahli banjir dan kemacetan tampil di televisi, panggung-panggung kampanye. Pidato mereka berapi-api mengumbar janji, bahkan ada yang mengaku bisa menyelesaikan masalah banjir dan kemacetan hanya dalam kurun waktu satu sampai tiga tahun.
Namun, saat banjir melanda rumah dan memaksa warga harus mengungsi, orang-orang yang mengaku ahli banjir itu, mendadak hilang atau berpura-pura tidak menginginkan peristiwa banjir terjadi. Terkadang menyalahkan warga, karena tidak mau pindah dari kawasan yang rawan banjir. Tanpa memberikan solusi yang bisa dijangkau untuk melanjutkan kehidupan warga di tempat baru.
Kemudian ada juga yang berpura-pura prihatin seakan-akan ikut merasakan kesulitan para korban dengan mengatakan apa yang terjadi ini adalah musibah yang harus diterima dengan lapang dada. Lalu lewat layar kaca televisi dan koran-koran kita melihat mereka mengunjungi lokasi-lokasi banjir dan tempat-tempat pengungsian sementara, sambil memberikan sumbangan berupa nasi bungkus atau nasi kotak, selimut, pakaian dan obat-obatan.
Peristiwa banjir dikemas menjadi sebuah drama kehidupan yang harus saling tolong menolong, sehingga menggugah rasa prihatin sesaat.
Tetapi, pasca banjir, drama kesulitan para korban banjir itu sirna seiring dengan berjalannya waktu. Masalah banjir, tidak lagi menjadi sebuah topik yang penting untuk dibahas. Seperti ada kesan, bahwa tidak relevan membicarakan masalah banjir di saat musim kemarau.
Padahal, banjir siklus lima tahunan dan juga kemacetan yang menjadi momok menakutkan bagi warga Jakarta, bukanlah bencana alam. Karena dapat diantisipasi, jika pemerintah benar-benar melakukan upaya maksimal. Seperti mengembalikan fungsi kali dan lingkungan sekitarnya. Serta membangun dan merawat kawasan resapan air dengan tidak mengumbar izin bangunan mendirikan gedung-gedung mall dan apartemen hanya demi kepentingan bisnis dan kelompok tertentu, semata.
Banjir Jakarta pada awal 2013 ini merupakan fakta ketidakbecusan Pemprov DKI memelihara fungsi kali dan kebersihan lingkungan. Bahkan, terkesan membiarkan kelompok tertentu merubah fungsi jalan, trotoar, kawasan kali dan sarana serta fasilitas umum lainnya, demi kepetingan bisnisnya.
Secara umum Pemprov DKI tidak mampu memotivasi masyarakat agar lebih meningkatkan kesadaran, pentingnya lingkungan yang bersih, indah tertata, hijau dan tentu sehat, nyaman dan aman. O Edison Siahaan