Minggu, 08 Februari 2015 16:40:42
Kita Kehilangan Jiwa
Kita Kehilangan Jiwa
Beritabatavia.com - Berita tentang Kita Kehilangan Jiwa
Jika ingin menjadi bangsa yang secara mandiri mampu mengelola potensi yang dimiliki, dan menjadi bangsa yang maju, hebat, kuat, berkarakter, serta ...
Ist.
Beritabatavia.com -
Jika ingin menjadi bangsa yang secara mandiri mampu mengelola potensi yang dimiliki, dan menjadi bangsa yang maju, hebat, kuat, berkarakter, serta diperhitungkan oleh seluruh bangsa di muka bumi ini. Pilihannya adalah, seluruh bangsa Indonesia harus memiliki jiwa dan mental spritual yang baik.
Pembangunan mental spiritual merupakan awal dari segala macam kemajuan pembangunan. Bahkan pembangunan yang super suksespun, tidak akan bermakna tanpa didahului pembangunan jiwa manusianya.
Sejujurnya, pentingnya pembangunan jiwa dan mental yang bernapaskan Pancasila sudah diamanatkan oleh WR Supratman lewat lirik lagu Indonesia Raya (Lagu Kebangsaan) yang diciptakannya sebelum Indonesia Merdeka. Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia Raya .
Lirik ini tentu menuntun kita untuk menjadi bangsa yang berjiwa Pancasila, sebagai karakter kuat untuk membangun Indonesia yang sejahtera dan berpengaruh di muka bumi ini.
Faktanya, perjalanan sejarah bangsa Indonesia khususnya pada era reformasi, mengalami perubahan jiwa. Pembangunan jiwa mulai tergerus dengan beragam kepentingan dan diwarnai pengaruh budaya impor.
Kini bangsa Indonesia seperti berjalan tanpa jiwa. Bangsa ini tidak lagi memiliki jiwa dan mental spritual yang jernih. Sehingga tidak dapat menata suasana jiwa yang tenang dan damai.
Rasa kebangsaan dengan jiwa Pancasila dalam kerangka negara kesatuan republik Indonesia, menjadi sesuatu yang sulit ditemukan, bahkan menjadi langka. Sebaliknya, masing-masing atau kelompok bahkan partai politik maupun lembaga-lembaga negara saling menunjukkan kelebihannya dan merasa bahwa kebenaran adalah hanya miliknya semata.
Kini kita menyaksikan antar lembaga seling mengintai, antar parpol saling menjatuhkan. Kelompok-kelompok masyarakat angkat senjata untuk saling menyerang. Bangsa ini lebih memilih kegaduhan, keributan yang tidak tahu kapan berakhir. Bahkan sudah kehilangan jiwa kebersamaan, gotong royong dan budiluhur baik lainnya. Sehingga, sulit menjelaskan, siapakah Indonesia.
Bangsa Indonesia sepertinya telah kehilangan jiwa yang bisa secara sadar dan independen mengelola emosi, badan dan fikirannya. Sehingga tidak lagi memiliki kesadaran yang bisa mengendalikan emosi dan fikiran.
Bangsa ini alpa, bahwa jiwa dapat membangunkan peradaban dan dinamika kehidupan. Sebab apapun yang ada dalam kehidupan ini akan bermanfaat untuk kebaikan dan kedamaian, apabila kreator pembangunannya adalah manusia berjiwa baik. Bahkan, semua jenis pembangunan akam mudah berdiri dan kokoh di atas jiwa yang baik.
Setiap bangsa yang memiliki pemimpin berjiwa dan mental spritual yang baik pasti akan memberikan keadilan, kesejahteraan bagi rakyatnya dan tidak membiarkan ketidakadilan atau tindakan sewenang-wenang serta setiap perilaku jahat.
Segera kita sebagai bangsa harus lebih dulu membangun jiwa untuk melanjutkan pembangunan badan. Karena itulah pesan yang di tuliskan WR Supratman dalam lirik lagu kebangsaan kita Indonesia Raya. O pusat orientasi spritual/ Edison Siahaan.