Selasa, 05 Mei 2015 15:21:20
Rasa Malu
Rasa Malu
Beritabatavia.com - Berita tentang Rasa Malu
Masihkah rasa malu ada di hati kita sebagai anak bangsa? Pertanyaan seperti ini biasanya muncul ketika berada dalam sebuah situasi dan kondisi yang ...
Ist.
Beritabatavia.com -
Masihkah rasa malu ada di hati kita sebagai anak bangsa? Pertanyaan seperti ini biasanya muncul ketika berada dalam sebuah situasi dan kondisi yang carut marut akibat perilaku manusianya, yang tampak seperti sudah kehilangan rasa malu.
Tetapi dapat dipastikan, pertanyaan itu akan dijawab dengan masih . Bahkan kalau ditanya media atau di depan publik pasti dengan lantang mengatakan sangat mempunyai. Meskipun pada kenyataanya kita sering marah, kecewa, sedih, bahkan hampir putus asa melihat, mendengar dan merasakan kehidupan sehari-hari yang sarat dengan pameran ketololan. Sepertinya kalimat itu kasar, mohon dimaafkan, tapi mencari padanan yang pas buat sebuah kedunguan memang sulit.
Sebagai contoh tindakan para penyelenggara negara yang memeras, memalak, membackingi hal-hal ilegal begitu banyak dan ada di semua lini. Semua pasti tahu dan bila ada yang tidak suka, tetap saja tidak berdaya. Belum lagi jarahan-jarahan yang mengatas namakan keadilan, hukum, kemanusiaan dan berbagai perjuangan yang ujung-ujungnya ngarit juga.
Lelah sepertinya kalau memikirkan hal yang dikatakan memalukan namun sudah menjadi sebuah pembenaran dan kebenaran.Seorang anak kecil bertanya saat melihat prosesi pemakaman mantan perdana menteri Singapura almarhum Lee Kuan Yew. Adakah pimpinan bangsa kita yang seperti dia? Pertanyaan sangat sederhana namun memiliki makna yang sangat dalam. Benar juga ya anak itu, siapa guru bangsa ini?
Hampir semua yang dibanggagakan sudah meninggal. Lalu yang masih hidup apakah kampret semua? Bisa jadi dilabel begitu. Orang cerdik pandai, pejabat, bangsawan, orang terhormat sangat sering ke luar negeri melihat majunya bangsa lain. Pernahkah mereka terharu lalu berupaya membangun bangsanya? Mungkin ya, sesaat saja tatkala sudah larut pada rutinitas dan keseharianya, lagi-lagi larut dalam keaslianya, lupa akan mimpinya.
Pertikaian dari kaum legislatif, eksekutif, yudikatif sampai aparat-aparatnya dan preman-preman jalanannya menjadi bahan berita media yang mempertontonkan ketololannya. Hampir-hampir inspirasi kemajuan atau keunggulan bangsa ini nyaris tak terdengar.
Ipakah ini yang namanya masih punya rasa malu atau sudah tiada lagi peduli dengan semua ini? Semoga tidak. Banyak orang baik, sayangnya mereka dikalahkan dengan yang jahat. Walau jumlah orang jahat sedikit, tapi mendominasi dan dominan sehingga terkesan bangsa ini tidak punya malu. O Kombes DR CDL