Rabu, 22 Juli 2015 11:54:58
Intel Panjat Pinang
Intel Panjat Pinang
Beritabatavia.com - Berita tentang Intel Panjat Pinang
Lomba panjat pinang biasa marak pada saat pesta perayaan hari kemerdekaan dan menjadi tontonan menarik. Bahkan lomba panjat pinang menjadi ...
Ist.
Beritabatavia.com -
Lomba panjat pinang biasa marak pada saat pesta perayaan hari kemerdekaan dan menjadi tontonan menarik. Bahkan lomba panjat pinang menjadi primadona, sebab hadiah yang digantung di atas cukup banyak dan beragam. Lomba panjat pinang adalah sebuah permainan untuk memperebutkan hadiah yang digantung di bagian paling atas pohon pinang, yang tentu sangat menarik minat masyarakat untuk ikut sebagai peserta.
Pohon pinang yang lurus tadi sebenarnya mudah dipanjat, namun oleh panitia diberi olie agar licin sehingga membuat sulit untuk dipanjat, apalagi cara memanjat yang terburu buru dan saling berebut pasti tidak akan mampu sampai ke atas.
Apalagi dalam perlombaan panjat pinang selalu terjadi aksi dorong mendorong, ada pula yang menarik ke bawah tergantung dari grup mana atau kelompok siapa yang berjuang. Sehingga untuk memenangkan perlombaan panjat pinang dibutuhkan kecerdasan, strategi, teknik dan kekompakan pada sebuah tim atau group.
Intelejen yang dimaknai sebagai kecerdasan adalah menjadi mata, telinga dan otak untuk mampu melihat potensi dan ancaman serta prediksi serta solusi. Tetapi intel tidak menjadi peserta bahkan tidak boleh terkontaminasi dalam segala bentuk permainan.
Tetapi, tak jarang intel malah ikut terhanyut dalam penyiapan pohon pinang bahkan ikut panitia melumuri oli. Lebih parah lagi, intel ikut menginginkan hadiah-hadiahnya.
Tatkala intel sudah terlibat dalam permainan panjat pinang maka akan bubarlah pekerjaan-pekerjaannya karena sudah terkontaminasi. Sehingga data tak punya, menganalisa tak mampu, produknyapun pasti tidak bermutu dan networknya adalah produk-produk KKN. Itu semua merupakan refleksi atas kelapukan dan kerapuhan dari dalam yaitu rapuh otak, mata dan telinga.
Padahal, intelejen semestinya memikirkan apa yang belum dipikirkan orang lain atau yang tidak mampu dipikirkan orang lain. Intelijen seharusnya sudah mengerjakan saat orang lain masih sedang berusaha memahami. Intelijen sejatinya, sudah mengetahui apa yang orang lain belum ketahui. Intelijen seharusnya sudah memprediksi atas potensi dan ancaman sehingga mampu mengoptimalkan upaya pencegahan.
Dari situlah dapat dipahami apakah intelijen terlibat dalam permainan panjat pinang atau bahkan menginginkan hadiah-hadiah yang tergantung di atas pohon pinang ?
Sebagai bangsa kita berharap peristiwa kerusuhan yang berbuntut pembakaran tempat ibadah di Tolikara, bukan karena intelijen sudah terkontaminasi dengan permainan panjat pinang, sehingga kehilangan kemampuan deteksinya. O Kombes DR CDL/son