Rabu, 11 November 2015 15:47:25
Ngajar Bukan Ngarit
Ngajar Bukan Ngarit
Beritabatavia.com - Berita tentang Ngajar Bukan Ngarit
Keselamatan sering dianggap hal kecil, sepele, bahkan diabaikan. Tatkala terjadi kecelakaan dinyatakan sebagai musibah dan takdir. Padahal, ...
Ist.
Beritabatavia.com -
Keselamatan sering dianggap hal kecil, sepele, bahkan diabaikan. Tatkala terjadi kecelakaan dinyatakan sebagai musibah dan takdir. Padahal, sebenarnya ini akibat kelalaian dan ketidakpahaman akan safety baik bagi dirinya maupun orang lain.
Dalam konteks ini pendidikan keselamatan mestinya menjadi acuan dan kebanggaan dalam perolehan ijin mengemudi atau Surat Izin Mengemudi (SIM). Bisa dibayangkan tatkala dalam penerbitan SIM ingin cepat selesai, ingin segera mendapatkan dengan jalan pintas. Jika diberikan konsep baru tentang safety sikap resistensi dan penolakan begitu besar. Yang dihitung mahal dan murah, untung dan rugi bahkan dengan segala cara serta segala daya digagalkan dijatuhkan bahkan kalau perlu dimatikan.
Sementara, ide-ide baru bergeser menjadi cara-cara mengabaikan standar safet, bahkan SIM dijadikan lahan untuk ngarit. Proses melatih dan mengajar serta menguji begitu sulit dan rumit. Penuh dengan berbagai issue dan saling mencurigai bahkan saling gontok-gontokan baik internal maupun eksternal.
Tatkala SIM hanya dilihat dari segi mahal dan murah, sebenarnya sedang menyiapkan jagal dijalan raya dan korban yang akan dijagal. Adakah para stake holder merasa bertanggung jawab atas meninggal dan cacatnya orang atas kecelakaan lalu lintas? Pola-pola pemikiran yang sudah tertanam, SIM hanyalah pelayanan yang cepat dan buru-buru, maka sulit untuk diubah mindsetnya untuk beralih menuju sistem belajar dan sistem uji.
SIM merupakan previlage yang diberikan oleh negara kepada seseorang yang telah lulus uji baik administrasi,teori,simulator dan praktek. Dimana yang bersakutan dianggap telah memiliki kompentensi, pengetahuan, ketrampilan, kepekaan, kepedulian akan keselamatan baik bagi dirinya maupun orang lain.
SIM dengan demikian adalah wujud legitimasi kompetensi dan harus didasari pada pendidikan keselamatan. Karena itu, SIM bukan dimohon, bukan barang dagangan dan bukan untuk hadiah lomba. SIM sebagai bentuk legitimasi kompetensi yang harus diperoleh dari edukasi dan ujian. O Kombes DR CdL