Senin, 07 November 2016 13:09:04
Masih Ada Jendela
Masih Ada Jendela
Beritabatavia.com - Berita tentang Masih Ada Jendela
Pasca aksi damai 4 Nopember 2016, beragam pemikiran,pendapat serta analisa yang dilontarkan para ahli dan pakar serta pengamat maupun tokoh Agama dan ...
Ist.
Beritabatavia.com -
Pasca aksi damai 4 Nopember 2016, beragam pemikiran,pendapat serta analisa yang dilontarkan para ahli dan pakar serta pengamat maupun tokoh Agama dan masyarakat. Rentetan peristiwa diatas merupakan potret sebuah Negara Demokrasi yang memberikan tempat dan ruang yang luas untuk setiap warga menyampaikan aspirasinya.
Tetapi Negara Demokrasi juga mempunyai aturan yang jelas untuk menindak setiap orang yang melakukan aksi-aksi kekerasan, provokasi, penghasutan, dan penyebaran kebencian (hate speech) yang menjelma menjadi kejahatan kebencian (hate crime) dalam bentuk anarkisme maupun penistaan terhadap Agama.
Aksi damai yang berujung rusuh pada 4 Nopember 2016, harus diselesaikan lewat proses hukum agar semuanya menjadi terang benderang. Tidak boleh ada keberpihakan, proses hukum juga harus dilakukan pada siapapun yang potensi mengganggu ketertiban masyarakat. Tidak hanya pada pelaku aksi anarkis saat demo damai berlangsung.Tetapi tuntutan masyarakat atas dugaan tindakan penistaan Agama juga harus diproses secara adil dan transparan.
Semua pihak termasuk pemerintah harus jujur dan bertanggungjawab untuk mewujudkan kehidupan yang aman,tertib dan sejahtera.Maka, pasca aksi damai yang berujung ricuh tersebut ,hendaknya siapapun tidak lagi melontarkan pernyataan-pernyataan bernada curiga,saling menyalahkan bahkan dendam.
Kita berharap semua proses hukum dilakukan secara objektif berdasarkan aturan dan ketentuan yang berlaku. Bukan karena tekanan atau keinginan bahkan kepentingan agenda kelompok tertentu. Harus diingat bahwa proses penegakan hukum jangan sampai membahayakan demokrasi dan rule of law di Indonesia. Justru, proses hukum harus melahirkan rasa keadilan sekaligus jaminan kelangsungan demokrasi di Indonesia.
Tetapi diluar itu semua. Sangat tepat, apabila aksi damai yang digelar jutaan umat Islam di berbagai wilayah Indonesia pada Jumat 4 Nopember 2016 lalu, merupakan aksi paling indah sepanjang sejarah negeri ini. Sehingga sulit dibantah, bahwa aksi tersebut bukan semata hanya karena kemampuan manusia untuk mengorganisir, tetapi karena turut campur tangan Sang pencipta langit dan bumi serta seluruh isinya.
Aksi 4 Nopember 2016 meninggalkan kesan beragam yang sarat dengan nuansa kebaikan Tuhan Yang Maha Kuasa dan keindahan serta edukasi.
Aksi tersebut merupakan peristiwa untuk mengajak kita semua agar lebih memahami indahnya kebersamaan dalam keberagaman yang merupakan berkah yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa untuk bangsa dan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI). Aksi damai ini menyirami akal dan fikiran kita agar tetap menjaga dan memelihara semangat kebersamaan dalam membangun NKRI.
Kita semua bersyukur, Tuhan telah memilih sosok pemimpin yang tepat untuk merumuskan Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Proses itulah menjadi pelajaran sangat berharga untuk bangsa Indonesia yang majemuk.
Sebab, dalam keberagaman, para pendiri bangsa dan Negara mampu membangun semangat kebersamaan,sehingga berhasil menuliskan Bhineka Tunggal Ika yang dicengkram kaki kokoh Burung Garuda.
Bagi mereka, asal-usul dan perbedaan bukan penghalang apalagi masalah untuk bekerja bersama-sama, tolong-menolong, dan hidup rukun. Justru perbedaan itulah yang mendorong untuk saling mengenal, saling menghormati, saling memahami dalam konteks semangat kebangsaan.Tentu sebagai warga Negara yang baik wajib menjaga dan memelihara serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Bangsa Indonesia yang majemuk wajib menjaga dan melestarikan serta mengimplementasikan warisan yang ditinggal para pendiri bangsa dan Negara ini. Kita semua memiliki kewajiban untuk menjaga bingkai NKRI tetap utuh dan kokoh. Harapan itu bisa terwujud,apabila setiap warga memiliki jiwa solidaritas atau kesetiakawanan pada semua lapisan masyarakat. Memiliki komitmen untuk berfikir dan bertindak atas dasar demi kepentingan bangsa dan Negara. Siapapun wajib memiliki jiwa toleransi antarumat beragama, suku, golongan, dan bangsa. Meskipun pintu tertutup, Kita tak boleh berpisah, sebab ada jendela yang masih terbuka.O Edison Siahaan