Kamis, 15 April 2010 11:21:15
Kehilangan Hati Nurani, Kasus Priok Meledak
Kehilangan Hati Nurani, Kasus Priok Meledak
Beritabatavia.com - Berita tentang Kehilangan Hati Nurani, Kasus Priok Meledak
JAKARTA. Secara pasti belum terungkap apakah ada skenario, yang melatar belakangi peristiwa kerusuhan di Tanjungpriok, Jakarta Utara, Rabu (14/4). ...
Ist.
Beritabatavia.com -
JAKARTA. Secara pasti belum terungkap apakah ada skenario, yang melatar belakangi peristiwa kerusuhan di Tanjungpriok, Jakarta Utara, Rabu (14/4). Dugaan adanya skenario dalam peristiwa Tanjungpriok, disebabkan seringnya masyarakat menyaksikan peristiwa demi peristiwa terjadi seperti drama berseri yang tak hubis-habisnya.Sehingga ditengah-tengah sebagian masyarakat, mencuat anggapan bahwa peristiwa -peristiwa itu sengaja diciptakan untuk tujuan tertentu. Bahkan, dikalangan masyarakat lainnya menilai kondisi seperti saat ini, lumrah dilakukan oleh sebuah kekuasaan yang sedang gamang. Apakah peristiwa Tanjungpriok 'berdarah' juga sengaja diciptakan untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari bobroknya prilaku oknum Ditjen Pajak dan Polri, terkait kasus Markus ?
Memang secara kasat mata terlihat, peristiwa kerusuhan Tanjung Priok dipicu penolakan warga terhadap pembongkaran makam Mbah Priuk oleh Satpol PP Pemprov DKI Jakarta yang disebut-sebut makam itu berada di lahan milik Pelindo II.
Anehnya, Pemprov DKI tidak merespon penolakan warga yang disampaikan. Bahkan pasukan Satpol PP bersama kepolisian merengsek masuk melakukan pembongkaran, menerosbos barisan warga yang telah menghadang dengan menggunakan senjata tajam, seperti golok.Padahal, beberapa saat sebelum rombongan petugas pembongkaran makam tiba di lokasi, ratusan warga sudah berkumpul di lokasi kejadian. Mereka, sudah menyatakan siap bertempur dengan aparat jika ngotot melakukan pembongkaran makam Mbah Priuk. Tidak hanya memberikan pernyataan perlawanan, warga juga saat itu sudah mempersiapkan peralatan untu melakukan perlawanan, seperti, golok dan kayu.
Dalam peristiwa ini, Pemprov DKI menunjukan bahwa dirinya adalah robot yang harus melaksanakan perintah pimpinan, apapun resikonya. Padahal,peristiwa yang menelan korban jiwa dan melukai ratusan orang serta sejumlah bangunan dan puluhan kendaraan mobil maupun motor tidak perlu terjadi, jika Pemprov DKI memiliki hati nurani.
Sebagai warning bagi kita semua, insiden berdarah yang menelan korban jiwa dan mengakibatkan kerugian ratusan miliar rupiah ini, tidak boleh terjadi lagi. Selain untuk mengingatkan agar semua pihak tidak kehilangan hati nurani saat melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab masing-masing. Para pelaku dan 'otak' kerusuhan serta penanggung jawab pelaksanaan pembongkaran harus diperiksa secara hukum yang berlaku dan dijatuhi sanksi tegas. O edison