Rabu, 29 September 2010 19:02:48
Hukum di Negeri Tak Bertuan
Hukum di Negeri Tak Bertuan
Beritabatavia.com - Berita tentang Hukum di Negeri Tak Bertuan
Aksi brutal yang terjadi di jl Ampera depan kantor pengadilan negeri Jakarta Selatan, Rabu (29/9) siang, menjadi sebuah pembenaran bahwa ...
Ist.
Beritabatavia.com -
Aksi brutal yang terjadi di jl Ampera depan kantor pengadilan negeri Jakarta Selatan, Rabu (29/9) siang, menjadi sebuah pembenaran bahwa negeri ini seperti tak bertuan. Sehingga para penghuninya yang terbagi-bagi dalam kelompok, bebas angkat senjata baik itu parang, golok bahkan senjata api berebut wilayah dan kekuasaan, sekaligus menampakan eksistensi masing-masing. Mereka tak peduli, nyawa melayang sia-sia, tak ada rasa bersalah, karena negeri ini bebas dan bebas sekali lagi bebas.
Tapi tidak ! negeri ini berdasarkan hukum, artinya segala sesuatu harus dipertanggungjawabkan secara hukum. oleh karena itu,negeri ini memiliki aparat penegak hukum seperti Polri, kejaksaan dan sejumlah lembaga lainnya. insan yang berada pada lembaga ini harus bertanggung jawab terhadap penegakan hukum dan kesadaran hukum warganya.
Apalagi kalau disimak isi dalam undang-undang No 2 tahun2002 tentang Polri dinyatakan salah satu tugas dan tanggung jawab Polri adalah memelihara ketertiban, keamanan. Artinya, dalam memelihara itu Polri harus melakukan berbagai upaya diantaranya tindakan antisipasi atau pencegahan sebelum sesuatu terjadi. Kemudian penegakan hukum secara tegas dan profesional namun proporsional.
Peristiwa bentrok Ampera yag menelan korban jiwa, bukanlah tindakan yang sekonyong-konyong turun dari langit. Aksi anarkis itu sudah direncanakan, dari mulai penggalangan massa, membawa senjata tajam maupun senjata api. Apalagi potensi terjadi aksi itu sudah terlihat beberapa hari sebelumnya, karena emosi dua kubu yang sedang bertikai terkait kasus hukum yang sedang berlangsung di pengadilan negeri Jakarta selatan, sudah memancar. Secara kasat mata pemicu peristiwa tersebut terlihat dan sangat jelas. Seharusnya, Polres Metro Jakarta selatan sudah melakukan upaya antisipasi yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Tapi, kembali negeri ini seperti tak bertuan dan tidak memiliki aturan. Puluhan juta mata bangsa Indonesia bahkan mancanegara menyaksikan lewat layar kaca televisi, ada puluhan orang yang bebas menenteng dan mengayunkan senjata tajam kesiapa dia suka dan melepaskan tembakan dari senjata apinya. Kemudian bangsa ini juga melihat tayangan langsung di televisi dua kelompok massa yang bertindak semena-mena dengan senjata tajam ditangan. Peristiwa itu berlangsung di wilayah Selatan ibukota negara Indonesia dan di depan kantor pengadilan negeri Jakarta Selatan.
Selain berdampak pada ketakutan masyarakat lainnya, aksi brutal di negeri tak bertuan ini juga sangat mengganggu perekonomian, karena seluruh pertokoan dikawasan itu langsung menutup usahanya. Tetapi, yang paling menyesakkan dan tak dapat dimaafkan adalah, peristiwa tersebut berlangsung di hadapan ratusan anggota polisi yang hanya 'bengong' menyaksikan aksi brutal para begajul-begajul jalanan itu. Lalu, apa arti atribut yang melekat di baju seragam para insan bhayangkara itu. Polri tidak bisa lepas tanggung jawab atas peristiwa tersebut. Polri harus mempertanggung jawabkannya secara hukum sebagai aparat yang memelihara ketertiban , keamanan, pelayan pelindung dan pengayom masyarakat sekaligus sebagai aparat penegak hukum. 0 edison siahaan