Beritabatavia.com -
Sebelumnya, banyak yang berani bertaruh, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak akan efektif, bila tidak disertai pengawasan ketat dan sanksi yang tegas. Sebelumnya, para ahli epidemiologi dan organisasi profesi telah menyampaikan, agar pemerintah segera melakukan upaya pencegahan untuk mengantisipasi penyebaran dan penularan virus corona atau covid-19. Bahkan para akademisi dan ahli serta pakar dari berbagai displin ilmu sudah menyatakan siap membantu pemerintah.
Kini, kecemasan dan kekhawatiran yang sudah diprediksi sedang berlangsung di depan mata. Virus corona sudah menjelma menjadi teror menakutkan dan mematikan. Jumlah korban terus bertambah, wilayah penyebaran semakin meluas, bahkan nyaris seluruh wilayah Ibukota tidak ada yang luput dari wabah virus corona.
Berbagai langkah dan upaya yang dilakukan seperti tidak memberikan dampak yang signifikan untuk mencegah gelombang penyebaran dan penularan virus corona. Sepekan pelaksanaan PSBB di wilayah DKI Jakarta, tidak berjalan efektif, karena tidak serta merta menghentikan atau menurunkan aktivitas masyarakat secara signifikan. Bahkan Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana meminta agar pelaksanaan PSBB dievaluasi, sebab mengecewakan.
Padahal PSBB adalah tindakan awal untuk memperkuat benteng pertahanan dalam mencegah penyebaran dan penularan virus corona atau covid-19. Tetapi, karena pelaksanaan PSBB minus displin dan kesadaran serta belum disertai penerapan sanksi yang tegas. Akhirnya, barisan benteng pertahanan mulai kehabisan daya untuk menahan derasnya tekanan virus corona. Tidak sedikit yang sesak nafas maupun sekarat, jumlah korban jiwa juga terus bertambah. Sementara upaya yang dilakukan hanya mampu bergerak dan melangkah mengikuti arah, belum dapat melampaui kecepatan virus corona.
Kecemasan dan kekhawatiran juga dipicu oleh keterbatasan sarana dan prasarana serta kemampuan maupun kepemimpinan. Derap langkah kita masih mengikuti belum pada posisi menghadang virus corona. Langkah dan upaya kita untuk mengetahui identitas virus corona secara konfrehensif masih mengandalkan intuisi. Kita sangat minim informasi apalagi data valid yang konfrehensif tentang virus corona atau covid-19. Sehingga deteksi pergerakan virus corona hasilnya belum maksimal, karena belum sepenuhnya didukung dengan data-data empiris yang berbasis kajian ilmu pengetahuan yang mendasar. Kita belum memiliki kemampuan yang cukup untuk mengetahui dimana dan sedang apa virus corona sekarang.
Kita juga gugup bahkan potensi gagal, apabila jumlah pasien terpapar virus corona terus bertambah. Ketersediaan alat pelindung diri (APD) mencemaskan para tenaga medis. Lebih dua puluh orang dokter sudah menjadi korban keganasan virus corona. Selain belum ada obat yang spesifik untuk menyembuhkan penyakit virus covid-19, daya tahan para medis dan sarana prasarana serta kapasitas rumah sakit, juga menambah kecemasan masyarakat.
Publik berharap, PSBB sebagai tindakan awal untuk pencegahan dan kebijakan pemerintah pusat maupun daerah dipastikan berjalan dengan maksimal. Disusul dengan pengawasan yang ketat dan dilaksanakan dengan keinginan yang tulus. Publik juga ingin, segala bentuk kebijakan harus memberikan edukasi agar semua elemen masyarakat menjadi paham bahwa virus tidak bisa diajak kompromi, sehingga tindakan yang dilakukan juga tidak boleh kompromi, atau setengah-setengah. Agar semua pihak memahami wabah virus corona bukan hanya teror menakutkan, tetapi mematikan. Sekaligus menepis anggapan bahwa kebijakan-kebijakan itu tidak hanya lancar di atas tapi kacau di bawah.
Selain itu, PSBB juga harus mengikat semua pihak, termasuk pihak pengusaha dari mulai modal pinjaman maupun yang sudah meminjamkan modal. Wajib meliburkan karyawannya. Kecuali delapan jenis usaha sesuai Pergub PSBB boleh tetap beroperasi dengan pembatasan. Sanksi yang ditentukan harus tampak dan trasparan, apabila ditemukan melanggar.
PSBB adalah upaya efektif untuk memperkuat pertahanan dalam melakukan pencegahan dan penularan virus corona. Kebijakan PSBB untuk menyelamatkan kehidupan manusia, bukan kebijakan pemerintah yang hanya lancar di atas tapi kacau di bawah. Atau tindakan hampa dan sia-sia yang justru membuat pananganan covid-19 lebih lama, sehingga hanya menguras dana sosial tanpa hasil maksimal. O Edison Siahaan