Beritabatavia.com -
Epidemi Virus corona atau covid-19 menimbulkan situasi yang tidak stabil dan berbahaya bagi individu, kelompok, komunitas hingga bangsa. Virus corona berhadiah krisis yang berdampak negatif bagi semua sektor kehidupan . Meskipun datang tidak tiba-tiba, tetapi virus corona membuat seluruhnya nyaris sinkop menuju kondisi darurat
Maka sangat lumrah, Publik berharap epidemi virus corona atau covid-19 bisa segera mereda dan sirna. Agar tradisi, norma pergaulan, gaya hidup hingga ekonomi atau semua yang telah rontok diterjang virus corona, berangsur pulih dan normal.
Wabah virus corona memiliki daya rusak yang kuat sehingga menimbulkan kecemasan yang meluas. Virus corona memicu gejolak dan mengguncang tembok tatanan sosial masyarakat. Virus corona mampu memaksa agar semua taat pada aturan yang diinginkannya.
Bukan hanya mampu merenggut kehidupan. Tetapi juga mengungkap semua sikap dan perilaku. Serta membongkar segala bentuk ketidakbecusan dan kebohongan serta kesepakatan perbuatan jahat yang tersembunyi. Virus corona menunjukkan potret asli siapa kita sebenarnya.
Virus corona juga memberikan pesan agar seseorang wajib memiliki kapasitas dan pemahaman yang memadai tentang sejarah bangsa, geo politik, paham prioritas bisa membaca persoalan bangsa. Piawai membuat dan menyampaikan narasi yang tepat dengan situasi yang sedang terjadi.
Virus corona juga mengingatkan agar setiap orang khususnya yang diberikan kewenangan, wajib memiliki kemampuan untuk mengorganisir kebersamaan, soliditas dan koordinasi. Mewajibkan perlunya memiliki pengetahuan yang kaya refrensi. Sehingga setiap tindakan dan kebijakannya menjadi solusi efektif.
Virus corona juga mengingatkan, bahwa dalam situasi tidak normal harus disertai dengan tindakan dan kebijakan yang secara konfrehensif dan dapat menggerakkan semua lini. Pastinya, virus corona atau covid-19 memastikan bangsa dan negara atau kita semua harus mempersiapkan diri menghadapi segala bentuk ancaman baik itu epidemi maupun bencana alam.
Virus corona seperti ingin menjelaskan, sikap setengah hati pemerintah melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sehingga PSSB menjadi program yang bergerak cepat menguras dana tanpa hasil maksimal.
Virus corona ingin menyampaikan, nyaris tidak ada negara yang siap menghadapi teror menakutkan yang disebarnya. Tetapi negara tidak boleh menjadikannya sebagai alat pembenaran untuk mengurangi kewajiban. Apalagi pasrah dan berlindung dibalik ketidaksiapan pihak lain. Negara harus focus dan serius serta berupaya maksimal melindungi rakyatnya.
Setiap ucapan dan perbuatan atau tindakan negara harus memberikan dampak yang bisa meningkatkan semangat warganya. Sebab, bukan semata soal kesiapan negara menghadapi covid-19 yang terpenting, tetapi juga keinginan serta ketulusan menjalankan kewajibannya untuk melindungi rakyatnya. Upaya negara akan memberikan rasa yang berbeda bagi masing-masing warga negara.
Virus corona seperti ingin melarang, agar tidak menyampaikan pernyataan yang memicu kegaduhan. Atau memproduksi sesuatu yang tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat sehingga memicu polemik. Serta membuat kebijakan yang hanya lancar di atas tetapi kacau di bawah. Karena, kebijakan dan koordinasi yang buruk dari pemerintah pusat, akan menimbulkan kekacauan hingga ke tingkat paling bawah.
Virus corona juga mengajarkan agar tidak alpa menghargai dan mengapresiasi kerja keras pemerintah menangani covid-19. Tetapi juga harus disertai dengan mengingatkan atau mengkritisi kebijakan yang kurang efektif apalagi yang potensi merugikan negara. Apresiasi dan kritisi bentuk partisipasi, maka kalau dilakukan tidak boleh menimbulkan rasa khawatir, cemas karena takut dicatat sebagai dosa.
Semoga pemerintah lewat kebijakan dan kerja keras yang efektif dan konsisten melaksanakan seluruh protokol kesehatan penanganan covid-19, dapat segera mencegah peyebaran dan penularan virus covid-19. Agar aktivitas berjalan normal dengan semangat baru yang tetap memelihara persatuan sebagai syarat di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
O Edison Siahaan