Beritabatavia.com -
1 Juli 2024 Polri merayakan HUT Bhayangkara ke 78 tahun. Beragam kegiatan dilaksanakan,dari mulai bakti sosial maupun, penyaluran bantuan sosial. Kemeriahan juga diwarnai sejumlah perlombaan yang digelar dari tingkat Polres, Polda serta Mabes Polri. Agar perayaan HUT Bhayangkara membumi, Polri juga melibatkan komunitas masyarakat.
Ditengah kesibukan persiapan perayaan HUT Bhayangkara, Litbang Kompas merilis hasil survei terkait citra positif Lembaga negara yang dilakukan pada 27 Mesi-2 Juni 2024 .
Survei dilaksanakan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 responden dan dipilih secara acak dengan metoda pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi. Tingkat kepercayaan metode tersebut 95 persen dan margin of error plus minus 2,83 persen.
Hasilnya, Polri berada pada posisi ke dua dengan nilai 73,1 % sedangkan TNI berada di posisi pertama dengan nilai 89,4 %. Disusul dengan DPD yaitu 68,6 % dan Kejaksaan 68,1 %.
Sungguh, hasil survei Litbang Kompas membanggakan semua personil Polri, sekaligus hadiah terindah di HUT Polri ke 78 tahun.
Tetapi hasil survei jangan membuat Polri alpa melaksanakan tugas pokok dan fungsinya (Tufoksi). Sebab sebagian masyarakat masih berharap, agar Polri menjadi Lembaga yang sesungguhnya dapat dipercaya. Lantaran, masih banyak jumlah masyarakat yang menggerutu saat berbincang tentang Polri.
Komjen (Pur) Noegroho Djajoesman, dalam buku ‘Meniti Gelombang Reformasi’ berpandangan, konsep polisi yang profesional itu sederhana, yaitu menjalankan fungsi kepolisian di tengah masyarakat dengan sepenuh hati. Fungsi itu sudah dipahami setiap anggota Polri yaitu memelihara dan menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat, penegakan hukum, melindungi, melayani dan mengayomi masyarakat.
Kalau setiap anggota Polri benar-benar menjalankan fungsinya dengan baik, pasti Polisi akan dihargai rakyat.
Keberhasilan Polisi bukan diukur dari laporan naik turunnya kejahatan, sebab belum tentu semua kejahatan itu dilaporkan. Menentukan Polisi itu berhasil apabila Polisi itu dikenal oleh rakyat.
Pada HUT Bhayangkara ke 78 ini, publik melontarkan beragam pertanyaan, misalnya, apakah Polri sungguh-sungguh dan sepenuh hati melaksanakan (Tufoksi) yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) , melayani, melindungi dan mengayomi seluruh masyarakat.
Apakah saat Polri melakukan penegakan hukum, sudah seluruhnya masyarakat mendapat rasa keadilan dan manfaat serta kepastian ?
Serta beragam pertanyaan lainnya yang terus berkembang di tengah- tengah masyarakat.
Tentu, tidak mudah menjawab pertanyaan tersebut. Tetapi, secara kasat mata dapat dilihat ketidak adilan masih terjadi diberbagai sudut di wilayah negeri ini. Tidak sedikit jumlah korban akibat perlakuan buruk oknum anggota Polri. Masih ada beberapa oknum Polri yang terlibat melakukan kejahatan, seperti pembunuhan, pemerasan, pencurian bahkan terlibat kasus narkoba.
Polri itu kumpulan orang-orang baik yang dibekali kemampuan dan keterampilan untuk menjaga kehidupan. Diawali dengan proses panjang yang harus dilalui sebelum resmi menjadi seorang insan Bhayangkara. Seperti pendidikan yang berjenjang, latihan, agar piawai menggunakan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki.
Semestinya, tidak ada lagi oknum Polri yang melakukan perbuatan tercela apalagi terlibat dalam perbuatan tindak kejahatan. Karena pangkat, seragam dan atribut yang digunakan merupakan potret nyata adanya perbedaan antara Polri dengan warga biasa. Artinya, setiap anggota Polri semestinya tidak boleh salah, apalagi melakukan tindakan yang merugikan dan menimbulkan ketidak adilan bagi masyarakat.
Meskipun, Polisi juga manusia yang tidak luput dari kesalahan. Tetapi jangan dijadikan sebagai alasan untuk pembenaran atas tindakan oknum Polri yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku maupun Tufoksinya.
Polri sebagai penjaga kehidupan harus memiliki integritas dan kompetensi yang lebih baik dari masyarakatnya. Sehingga kehadiran setiap insan Bhayangkara harus membawa kebaikan.
Dengan berbekal ilmu pengetahuan yang dimiliki, hendaknya Polri datang sebagai pelopor perubahan peradaban manusia yang lebih baik. Polri wajib memberikan rasa aman bagi setiap warga saat menjalankan aktifitas. Agar warga bisa tetap produktif untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya.
Polri harus terus menigkatkan kualitas kinerja sebagai upaya mengubah cerita-cerita dan kisah-kisah miring tentang Polri yang masih merebak di tengah masyarakat. Bukan semata soal profesional dan proporsional, tetapi perilaku dan sikap oknum anggota Polri yang memicu turunya kepercayaan publik.
Hendaknya upaya perbaikan Polri dilakukan secara holistik dan menjadi perhatian semua pihak khususnya pimpinan Polri dari tingkat terendah sampai paling tinggi. Termasuk revisi UU No 2 tahun 2002 tentang Polri agar jangan sampai memicu pro- kontra.
Para pimpinan Polri selalu mengucapkan bahwa Polri belum sempurna, tetapi selalu berupaya untuk lebih baik.
Publik juga mengingatkan agar Polri jangan ke mana-mana, tetapi ada di mana-mana.Polri diminta seperti petani yang konsisten dan penuh perhatian serta sungguh-sungguh mengawasi, mengurus ladang atau kebunnya. Serta tidak pernah alpa merawat tanamannya, agar menghasilkan buah yang baik, enak dan manis sesuai dengan harapan.
Selamat HUT Bhayangkara ke 78, semoga seluruh anggota Polri menjadi sosok sahabat yang menyenangkan. Salam Presisi.
0 Edison Siahaan