Senin, 15 November 2010 15:28:59
Kasus Gayus Penghianatan di Internal Polri
Kasus Gayus Penghianatan di Internal Polri
Beritabatavia.com - Berita tentang Kasus Gayus Penghianatan di Internal Polri
Geger soal bebasnya tersangka kasus pajak dan mafia hukum Gayus Halomoan Tambunan dari rumah tahanan (rutan) Mako Brimob, Kelapadua, Depok, Jawa ...
Ist.
Beritabatavia.com -
Geger soal bebasnya tersangka kasus pajak dan mafia hukum Gayus Halomoan Tambunan dari rumah tahanan (rutan) Mako Brimob, Kelapadua, Depok, Jawa Barat, masih tetap menjadi topik menarik dikalangan masyarakat.
Sontak, akibat kasus tersebut Polri menjadi sasaran tembak, berbagai pendapat bernada miring terus meluncur. Tidak hanya soal masih banyak oknum Polri yang bermental korup. Tapi, juga beragam analisa baik yang tidak didasari bukti maupun analisis jalanan, tidak henti-hentinya dilontarkan ke institusi Polri.
Bahkan, banyak pihak yan menilai kasus Gayus ini sarat dengan nuansa politis di internal Polri untuk mencoreng citra sekaligus menjatuhkan wibawa Kapolri Jenderal Timur Pradopo yang baru menjabat seumur jagung. Ada dugaan, kelompok tertentu yang hingga saat ini masih berpengaruh di Polri, melakukan penghianatan, dengan sengaja merancang skenario pembebasan Gayus untuk menjatuhkan Kapolri Jenderal Timur Pradopo.
Seperti dugaan yang dilontarkan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane. Menurutnya, akibat kasus pelesiran Gayus ke luar sel Rutan Mako Brimob, yang paling dirugikan adalah pihak Kapolri Jenderal Timur Pradopo. Ada pihak yang memamfaatkan Gayus untuk menjatuhkan citra Kapolri, ujar Neta.
Pihaknya yakin, masih ada kelompok-kelompok tertentu di internal Polri yang berupaya menggoyang posisi Timur Pradopo. Caranya, salah satu menciptakan citra buruk terhadap kepemimpinan pria asal Jombang itu. Sehingga tidak menutup kemungkinan, akan muncul berbagai kasus baru yang digunakan untuk menampar wajah Kapolri.
Dugaan yang dilontarkan Neta bukan tanpa alasan. Menurutnya, seorang kepala Rutan berpangkat Kompol tidak akan berani mengambil keputusan tanpa adanya tekanan dari pihak lain. Terang saja pihak yang melakukan tekanan itu berasal dari oknum unsur pejabat Polri.
Bukan dalam kapasitas Kepala Rutan berani mengeluarkan Gayus. Dia terdakwa kelas kakap dan masih dalam sorotan publik. Kalau tak ada orang tertentu yang memerintahkan untuk mengelarkan Gayus , Kepala Rutan pasti tidak berani, kata Neta.
Untuk mengetahui apakah ada penghianatan itu, Kapolri Jenderal Timur Pradopo harus mengungkap kasus Gayus secara tuntas dan transparan. Tidak cukup hanya mencopot kepala Rutan dan dan menahan sejumlah polisi yang diduga terlibat. Kapolri juga harus membongkar dalang dibalik peristiwa memalukan intitusi Polri itu. 0 edison siahaan