Dibalik Bisnis Narkoba

Beritabatavia.com - Belakangan ini jumlah anggota jaringan sindikat narkoba internasional khususnya warga Negara Malaysia di Indonesia terus bertambah. Sepertinya, mereka sedang melakukan upaya untuk menguasai pasar gelap narkoba di Indonesia, khususnya Jakarta dan sejumlah kota besar lainnya. Ataukah tidak hanya sekedar bisnis haram narkoba ? Karena, bisa saja aktivitas bisnis narkoba itu memiliki muatan politis atau upaya untuk menghancurkan generasi muda bangsa Indonesia.
Memang, terlalu jauh bila bisnis narkoba dijadikan indikasi adanya upaya maupun keinginan menghancurkan sebuah generasi bangsa. Tapi, hendaknya, bangsa Indonesia tetap waspada, dan merapatkan barisan serta terus menyalakan semangat anti narkoba.
Karena, peluang itu sangat terbuka, mengingat belakangan ini kita disibukkan dengan kegiatan yang terkadang menyangkut soal hal-hal yang tidak prinsip. Sebaiknya, kita lebih waspada terhadap ancaman yang datang atau masuk  dari luar lewat berbagai ragam modus, seperti budaya, ekonomi, bahkan dengan alasan kesamaan rumpun dan hobby.  
Kondisi ini sebaiknya menjadi perhatian seluruh elemen masyarakat terutama aparat penegak hukum dan lembaga yang telah dibentuk seperti Badan Narkoba Nasional (BNN). Supaya lebih meningkatkan pengawasan dan penindakan terhadap para anggota sindikat narkoba, khususnya jaringan Internasional.
Pengungkapan sindikat narkoba asal Malaysia dengan barang bukti seberat 5 Kg shabu, patut dicermati. Bukan tidak mungkin, sindikat narkoba sedang melakukan upaya menyeret petinggi di Polri maupun di TNI untuk menjadi beking peredaran narkoba di Indonesia.
Indikasi itu terlihat dari modus yang mereka lakukan. Awalnya, polisi menangkapa seorang warga Negara Malaysia di My Hotel yang terletak di sekitar markas Polsek Tamansari, Jakarta Barat. Lalu, hasil pengembangan, polisi meringkus seorang warga Negara Malaysia di Hotel Puri Denpasar yang terletak di komplek perwira tinggi TNI Jl Gatot Subroto, Jakarta.
Kemungkinan,masyarakat ibukota baru mengetahui hotel Puri Denpasar di kawasan elit itu, setelah polisi menggerebek dan menyita 5 Kg shabu dari salah satu kamar hotel tersebut. Terungkapnya jaringan Hotel Puri Denpasar menuai sejumlah pertanyaan yang mencurigakan dan patut diwaspadai.
Diharapkan polisi harus menggali dan menjelaskan kepada masyarakat, mengapa anggota jaringan ini lolos dari bandara atau pelabuhan bersama barang bukti 5 Kg shabu. Kemudian, alas an  pelaku menggunakan Hotel Puri Denpasar yang terletak di komplek perwira tinggi TNI,  sebagai markas peredaran narkoba.
Namun, apapun itu, seluruh elemen masyarakat tidak boleh membiarkan negeri ini dijadikan arena transaksi narkoba. Tetapi, terus menyulut semangat anti narkoba agar tidak pernah padam. Hanya satu kata ‘Ganyang Narkoba’ !!!. 0 Edison Siahaan