Senin, 16 Mei 2011 17:45:30
Jangan Ada Curiga Diantara Kita
Jangan Ada Curiga Diantara Kita
Beritabatavia.com - Berita tentang Jangan Ada Curiga Diantara Kita
Sebuah aksi baku tembak antara tim Detasemen 88 Anti Teror Polri terjadi di Sukarharjo, Jawa Tengah. Adu senjata dipicu perlawanan dua ...
Ist.
Beritabatavia.com -
Sebuah aksi baku tembak antara tim Detasemen 88 Anti Teror Polri terjadi di Sukarharjo, Jawa Tengah. Adu senjata dipicu perlawanan dua pelaku teror saat akan ditangkap petugas. Keduanya, adalah anggota jaringan kelompom Cirebom yang meledakan bom di Masjid komplek Polresta Cirebon, beberapa waktu lalu.
Sayangnya, baku tembak tersebut menewaskan seorang pedagang angkringan yang saat peristiwa terjadi berada di antara lokasi baku tembak. Peristiwa ini membuat kita semua sedih dan prihatin. Sekaligus membuktikan untuk menangkap anggota teroris itu tidak mudah, bahkan harus mempertaruhkan nyawa. Karena pelaku teroris, tidak main-main, mereka siap tempur memuntahkan peluru dari ujung laras senjata yang mereka miliki. Tanpa pernah memikirkan resiko, apakah peluru yang ditembakannya akan melukai anggota polisi, atau masyarakat sekalipun.
Peristiwa inipun langsung menuai suara-suara kritis. Bahkan, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas-Ham) akan melakukan penyelidikan untuk mengetahui mengapa sampai ada warga masyarakat yang sampai tertembak. Memang, dalam era demokratisasi, langkah penyelidikan itu sangat diperlukan, guna mencegah tidak terjadi tindakan sewena-wena, terhadap masyarakat dengan alasan sedang menjalankan tugas.
Tetapi, kita juga perlu memikirkan, langkah penyelidikan oleh Komnas Ham jangan sampai menyurutkan semangat aparat penegak hukum dalam menciptakan keamanan dan ketertiban, khususnya pemberantasan teroris. Sehingga, upaya penyelidikan Komnas Ham harus benar-benar objektif dan mempertimbangkan kondisi dilapangan saat peristiwa itu terjadi. Jangan sampai terkesan, hanya untuk mencari-cari kesalahan hanya untuk mencuri simpati masyarakat. Komnas Ham juga harus bisa menjelaskan kepada masyarakat, bahwa tugas yang dilakukan Polisi penuh dengan risiko.
Semua elemen masyarakat harus bisa memahami, situasi kritis yang dialami petugas saat berhadapan dengan para pelaku teroris.Dalam hitungan detik, petugas harus melakukan tindakan, agar pelaku tidak lolos, atau bisa jadi polisi yang akan jadi korban.
Kita semua tidak berharap ada warga korban, saat petugas melakukan penyergapan dan penangkapan pelaku teroris. Tetapi, kita juga harus memberi apresiasi kepada aparat yang melakukan pengejaran para pelaku teroris, seperti di Sukoharjo hari Sabtu (14/5) dinihari. Kita tidak bisa membayangkan, apabila tim Densus 88 gagal menggulung kelompok teroris seperti teror bom di Masjid Mapolres Cirebon, sehingga mereka kembali melakukan aksinya. Kita tidak tau, harus berapa banyak lagi korban jiwa, jika mereka melakukan aksinya.
Dalam kondisi seperti ini, maka kita semua dituntut agar jangan memelihara perasaan saling curiga, apalagi saling tuding. Kita semua harus membuang pandangan negatif, tanpa memberikan peluang untuk sedikit saja objektif. Sementara, para pelaku teroris terus menyebar bom kematian tanpa menaruh rasa peduli bahwa korbannya adalah orang-orang yang tidak tahu menahu apa persoalannya.
Menghadapi ancaman teroris, kita semua harus bersatu bergandeng tangan saling mendukung dan membantu petugas, khususnya informasi jika disekitar kita ada orang atau kelompok yang berprilaku mencurigakan. Dalam kebersamaan, kita terus melakukan pengawasan, dan saling mengingatkan, sehingga tak satupun yang mendapat kesempatan untuk bertindak semena-mena. 0 edison siahaan