Senin, 30 Mei 2011 13:51:49
MENONTON LUDRUK
MENONTON LUDRUK
Beritabatavia.com - Berita tentang MENONTON LUDRUK
Layaknya seperti sedang menonton Ludruk yang kerap digelar di arena pasar malam. Meski alur ceritanya mudah ditebak, tetapi enggan ...
Ist.
Beritabatavia.com -
Layaknya seperti sedang menonton Ludruk yang kerap digelar di arena pasar malam. Meski alur ceritanya mudah ditebak, tetapi enggan meninggalkan arena, untuk menyaksikan akrobat para pemainnya yang lucu-lucu dan bisa membuat penonton tertawa terbahak-bahak.
Itulah tontonan yang saat ini disaksikan rakyat Indonesia diatas panggung bernama Demokrat. Sebuah cerita bertajuk Korupsi yang sebenarnya bukan kisah baru sedang digelar. Diawali dengan aksi saling tuding terhadap sebuah dugaan korupsi, kemudian ‘ngumpul-ngumpul’ dan sepakat memecat salah seorang pemain Ludruk. Lalu, pemain yang mengaku sudah menyumbangkan dana sebesar Rp 13 miliar tidak rela, diapun kabur ke negeri tetangga, Singapura.
Semua pemain Ludruk tiba-tiba berpura-pura kaget, padahal penonton sudah tau adegan berikutnya akan seperti itu. Namun, tetap menarik untuk ditonton. Cuma, para pemain koq juga tidak tau, bahwa skenario yang dimainkan sudah usang. Atau memang hanya berpura-pura tidak tau... ? Tetapi tetap enak ditonton, itulah kelebihan Ludruk Demokrat.
Para pemain Ludruk Demokrat memang dikenal juga sebagai pelawak dan ahli dalam hal memplesetkan kalimat. Itulah kelebihan Ludruk. Bahkan salah seorang pemain utamanya berakting layaknya seorang malaikat yang serba tau dan bersih. Padahal, dia sudah dijadikan tersangka oleh Kejaksaan dalam kasus dugaan korupsi di PT Semen Baturaja, Palembang, Sumatera Selatan. Itulah hebatnya para pemain Ludruk Demokrat. Kasus yang melilitnya bisa hilang begitu saja, malah dia duduk di jajaran petinggi partai eh.. Ludruk tersebut. Bahkan sekarang menjadi orang nomor satu di DPR RI. Mungkin saja, sebagian uang hasil korupsi itu disumbangkan untuk kebutuhan pertunjukan yang akan digelar oleh Ludruk Demokrat.
Buah jatuh tak jauh dari pohon, mungkin pepatah ini yang tidak moleh dilanggar oleh seorang anggota Ludruk. Harus pintar berkelit atau menghindar seperti kabur ke Singapura. Dia meniru akrobat seniornya, dengan memberikan sedikit sumbangan atau sebesar Rp13 miliar, lalu mendapat jabatan sebagai bendahara umum. Tanpa pernah mempersoalkan asal usul uang miliaran rupiah itu.
Sayangnya, keberadaan si penyumbang sebesar Rp 13 miliar itu, sudah lama tidak disukai oleh kelompok pemegang saham terbesar. Akhirnya, diapun jadi bulan-bulanan. Hingga akhirnya dia digusur dari jabatan Bendahara Umum, dan kemudian pergi ke negeri Singapura, tanpa terungkap apa alasannya harus terbang ke negeri Singapura.
Lagi, ada kemungkinan dugaan soal keselamatan. Karena, sebelumnya dia sudah melakukan perlawanan akan membongkar semua seluk beluk dan isi Ludruk Demokrat. Bahkan, dia juga sudah mulai menyebut sejumlah nama personal Ludruk yang pernah bermain diluar panggung. Apalagi, banyak penonton yang sudah tau, jika mau selamat dari segala tuntutan hukum hanya ada dua cara yaitu menjadi anggota Ludruk Demokrat tetapi juga disenangi kelompok pemegang saham terbesar. Kemudian hijrah ke negeri Singapura sebelum dicekal, dengan alasan sederhana, berobat, meskipun tak sedang sakit.0 Edison Siahaan