Pencitraan Vs Kesejahteraan

Beritabatavia.com - IRONIS ! Ditengah kondisi rakyat yang sedang  menjerit karena kesulitan sehingga tak mampu membiayai pendidikan anak dan mahalnya biaya kesehatan. Serta melonjaknya harga sembilan bahan pokok (Sembako) ada pihak yang mengusulkan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dianugrahi  gelar sebagai Bapak Kesejahteraan.
Sudah dapat ditebak, sebagian besar masyarakat Indonesia pasti mempertanyakan urgensi dari usulan yang dilontarkan oleh Ketua Dewan (Centre for Information and Development Studies (CIDES) Ricky Rachmadi  tersebut.

Diantaranya, ketua Badan Pekerja Setara Institute Hendardi. Dia  mempertanyakan alat ukur dalam memberikan gelar Bapak Kesejahteraan kepada SBY tersebut.  Menurut Hendardi, kalau hanya memberikan gelar siapapun bisa, tapi ukurannya harus jelas.
Kita jangan terjebak pengkultusan individu, seperti yang terjadi di masa Orde Baru dimana Soeharto yang diberi gelar Bapak Pembangunan, tegasnya.
Lepas dari pantas atau tidak SBY diberi gelar Bapak Kesejahteraan, Hendardi menegaskan kalau dirinya sejauh ini belum melihat ada gebrakan atau kebijakan pemerintah yang benar-benar bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Di sisi lain, dia menambahkan, untuk melihat ukuran rakyat sejahtera sangat sulit dan bukan sekedar melototi angka-angka statistik.

Sebelumnya, Ketua Dewan Direktur Cides Ricky Rachmadi mengusulkan agar Presiden SBY bisa menghasilkan sesuatu yang dapat dijadikan ‘legasi’ (karya-karya besar) untuk ditinggalkan agar dikenang sepanjang masa.
Seperti misalnya sebagai Bapak Kesejahteraan karena berbagai programnya yang pro peningkatan kesejahteraan rakyat, di antaranya pemberian dana bantuan langsung tunai (BLT), skim investasi untuk rakyat kecil seperti PNPM dan KUR, dan seterusnya, kata Ricky.
Namun, sebagian masyarakat mengatakan, gelar  Bapak Pencitraan lebih tepat diberikan ketimbang gelar Bapak Kesejahteraan, kepada SBY.0 edison siahaan