Kamis, 15 September 2011 08:43:26
Menggugat OYK
Menggugat OYK
Beritabatavia.com - Berita tentang Menggugat OYK
SEPERTI tahun-tahun sebelumnya, pasca Idul Fitri jumlah penduduk Jakarta bakal bertambah. Pertambahan jumlah penduduk ini adalah fenomena ...
Ist.
Beritabatavia.com -
SEPERTI tahun-tahun sebelumnya, pasca Idul Fitri jumlah penduduk Jakarta bakal bertambah. Pertambahan jumlah penduduk ini adalah fenomena rutin, yang selalu terjadi dari tahun ke tahun. Namun, pemerintah tak pernah mampu mengatasinya. Pasca Idul Fitri tahun ini, Pemprov DKI memperkirakan,sedikitnya 50 ribu warga baru datang ke Jakarta untuk mengadu nasib.
Saat ini penduduk Jakarta sudah mencapai 9,59 juta jiwa atau hampir dua kali lipat dari penduduk Singapura. Jika digabung dengan warga Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sebagai satelit Jakarta, jumlahnya luar biasa banyak yakni sekitar 28 juta jiwa.
Sehingga, Jakarta merupakan salah satu kota terpadat di kolong langit. Bayangkan, setiap kilometer persegi tanah di Ibu Kota dijejali sedikitnya 15 ribu manusia. Ditambah lagi kondisi Jakarta yang identik dengan kemacetan. Serta permasalahan kemiskinan dan pengangguran, membuat permasalahan Jakarta kian kompleks. Apalagi, para pendatang anyar yang membanjiri Jakarta, tidak dibekali dengan keahlian, tapi hanya dengan modal nekat datang dan bertempur melawan kejamnya ibu kota.
Sementara upaya Pemprov DKI untuk pencegahan derasnya arus urbanisasi hanya sebatas imbauan agar warga yang sedang mudik tidak membawa anggota keluarganya ke Jakarta saat kembali ke Jakarta. Langkah kongkrit lainnya adalah menggelar Operasi
Yustisi Kependudukan (OYK).
Seperti disampaikan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemprov DKI Pemprov Purba. Pihaknya akan menggelar OYK serentak di lima wilayah kota administrasi pada 22 September hingga 13 Oktober. Sasaran penertiban penduduk ini adalah rumah kos dan kontrakan, pemukiman padat, daerah industri, rumah tangga, dan apartemen.
Meskipun OYK tidak efektif mencegah urbanisasi, namun Pemprov DKI tetap menggelarnya. Buktinya, para penduduk urban terus berduyun-duyun ke Jakarta, karena memang Jakarta adalah ladang mencari kehidupan yang paling menjanjikan. Jakarta adalah magnet dengan daya sedot superkuat bagi penduduk dari segala penjuru Indonesia.
Kadatangan warga ke Jakarta merupakan konsekuensi logis dari ketimpangan pembangunan, yang masih terus berlangsung. Padahal, langkah paling efektif mencegah urbanisasi adalah melakukan dan mewujudkan pemerataan pembangunan. Pemerintah jangan lagi hanya sekadar beretorika dan membangun pencitraan semata. Tetapi, segera melakukan penyebaran kue pembangunan ke daerah dengan mewujudkannya lewat kebijakan nyata.
Karena, selama sebagian besar kue nasional tetap berada di Jakarta dan selama pemerataan pembangunan hanya sekadar wacana, maka selama itu pula praktik urbanisai terus berlangsung.
Maka pemerintah pusat, Pemprov DKI dan pemerintah daerah lainnya harus
segera bekerja sama, merealisasikan pembangunan yang merata, sehingga setiap warga daerah dapat menikmati kue pembangunan karena sudah tersedia di seluruh daerah Indonesia. 0 Edison Siahaan