Rabu, 28 September 2011 09:11:08
GUSAR
GUSAR
Beritabatavia.com - Berita tentang GUSAR
DALAM sebulan belakangan, berbagai tindak kekerasan terjadi di negeri ini, akibatnya jantung masyarakat berdebar kencang, rasa takut menyebar dan ...
Ist.
Beritabatavia.com -
DALAM sebulan belakangan, berbagai tindak kekerasan terjadi di negeri ini, akibatnya jantung masyarakat berdebar kencang, rasa takut menyebar dan membuat fikiran menjadi gusar.
Setelah kerusuhan Ambon, bentrokan pelajar di Jakarta, konflik Klungkung Bali, hingga bom bunuh diri di Gereja Bethel Indonesia Sepenuh (GBIS), Solo, Jawa Tengah. Dan entah peristiwa apa lagi yang bakal terjadi. Tak salah jika penghuni negeri ini adalah rakyat yang dilanda kegusaran. Selain ancaman tindak kekerasan dan anarkis massa, masyarakat juga dilanda rasa galau atas kehidupan masa depan.
Semua peristiwa yang terjadi merupakan rentetan yang menambah daftar panjang ketidak mampuan intelijen. Seakan fungsi intelijen di negeri ini tak berarti bagi negara.
Maka tak dapat disalahkan jika akibat peristiwa-peristiwa kekerasan yang kerap terjadi, menuai pendapat yang beragam ihwal keberadaan intelijen. Seperti adanya kecurigaan, jangan-jangan situasi mencekam seperti saat ini sengaja dikondisikan atau dibiarkan untuk tujuan dan maksud tertentu.
Meskipun kecurigaan itu terlalu naib,karena tidak mungkin negara mencelakakan atau meresahkan rakyatnya. Tetapi, untuk kepentingan politik, tidak menutup kemungkinan apa saja dilakukan, demi tercapainya tujuan politik itu sendiri. Oleh karena itu negara dan pemerintah harus menjaga keamanan dan kenyamanan warganya. Jika tidak ingin rakyat berspekulasi bahwa bom Solo ini sebagai media untuk mengalihkan isu.
Mengingat belakangan ini dorongan agar skandal bank Century dibongkar kian menguat. Disusul dengan praktik mafia Pemilu serta kasus Nazaruddin yang semakin terbuka.
Terlepas dari spekulasi banyak pihak terkait munculnya prilaku masyarakat yang mudah marah dan melakukan tindakan anarkis. Bahkan, untuk persoalan sepele pun,
kekerasan acap menjadi pilihan, padahal bisa diselesaikan secara damai.
Lalu peran intelijen ? Sebab berbagai tindakan anarkis dan gejolak di tengah masyarakat, seharusnya dapat di deteksi, jika kemampuan intelijen tidak seperti apa yang terjadi saat ini. Karena, aksi yang melibatkan massa tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan diawali dengan perencanaan.
Sejak dini intelijen seharusnya sudah dapat mendeteksi adanya gelagat pengerahan massa yang akan melakukan tindakan anarkis. Karena, pengerahan massa pasti diawali dengan proses sebab akibat. Oleh karena itu, intelijen ada jedah waktu untuk mengumpulkan informasi.
Intelijen juga merupkan fungsi organik kepolisian yang bertanggung jawab untuk mendeteksi dan memantau sumber ancaman sedini mungkin. Para petugas intelijen harus selalu berusaha mengidentifikasi gejolak dan berbagai sumber ancaman dan gangguan kamtibmas.
Disinilah perlunya meningkatkan kualitas intelijen, agar dapat membuat perkiraan keadaan (Kirka( dengan cepat dan tepat. Pendekatan intelijen sesuai dengan kultur masyarakat wilayah masing-masing, menjadi perhatian.0 Edison Siahaan